Unik, Pom Migor di Playen Gunungkidul, Sensasi Membeli Minyak Goreng ala Isi BBM di SPBU

Mirip dengan pom mini, pangkalan minyak goreng di Playen Gunungkidul ini diberi nama Pom Migor.

|
Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
POM MIGOR - Petugas POM Migor di Gunungkidul mengisi botol minyak goreng pesanan pembeli, pada Senin (21/7/2025) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Tak hanya bensin dan solar yang dijual menggunakan dispenser atau mesin penyaji digital ala stasiun bahan bakar umum (SPBU).

Kini, membeli minyak goreng juga bisa dilakukan layaknya mengisi bahan bakar di pom bensin.

Pengalaman unik ini bisa ditemui di pangkalan minyak goreng yang ada di Kalurahan Playen, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Mirip dengan pom mini, pangkalan minyak goreng ini diberi nama Pom Migor.

Konsep menjual minyak goreng dengan sistem pompa ini digagas oleh Lurah Playen, Surahna.

Menurutnya, ide tersebut muncul setelah ada tawaran kerja sama dari salah satu agen minyak goreng di daerah Sleman, pada awal Mei 2025 lalu. 

Ia menangkap peluang itu sangat bagus  untuk menghadirkan layanan berbeda dan unik bagi masyarakat, sekaligus memudahkan akses minyak goreng curah dengan harga terjangkau.

"Awalnya itu ada tawaran tadi, kemudian kami pelajar dan survei tentang harga minya goreng curah di pasaran. Ternyata, kami berpikir ini peluang yang bagus untuk dijadikan rintisan koperasi di kalurahan, apalgi cara pengisiannya yang tak biasa mirip di SPBU," tuturnya saat dikonfirmasi pada Senin (21/7/2025).

Selain cara pengisian yang tak biasa, harga yang ditawarkan juga lebih murah dibanding harga pasar.

Dia mengatakan, jika di pasaran harga minyak goreng curah mencapai Rp17.000 per liter, di Pom Migor tersebut, masyarakat cukup membayar Rp15.500 per liter.

"Jadi, sangat terjangkau sekali harganya  Dan, kami pastikan migor yang kami jual  memiliki kualitas yang baik," paparnya.

Baca juga: Bupati Gunungkidul Sebut Koperasi Merah Putih Dikelola Transparan, Ingatkan Hal Ini untuk Pengelola

Dia menyebut animo masyarakat terhadap hadirnya Pom Migor cukup tinggi.

Bahkan, dalam dua bulan pertama berhasil menjual sebanyak 5.400 liter minyak goreng

"Baru mulai operasi itu Mei lalu, dan dalam dua bulan pertama saja, stok sebanyak 5.400 liter langsung habis. Kebanyakan pembeli adalah pedagang, ibu rumah tangga, hingga pengecer. Bahkan ada juga warga dari luar Playen yang datang karena penasaran ingin coba beli minyak goreng ala SPBU,” ungkapnya.

Dia mengatakan Pom Migor yang berdiri di Kalurahan Playen ini memiliki kapasitas 5.400 liter, sekaligus menjadi pangkalan minyak goreng terbesar di Kabupaten Gunungkidul.

Untuk membangun fasilitas tersebut, Surahna mengatakan dana yang dibutuhkan sebesar Rp145 juta per paketnya.

Yang mana, paket itu berisi mesin pengisi migor, enam tangki berkapasitas 1.000 liter, serta perlengkapan seperti jirigen dan botol kemasan.

"Untuk jeriken itu diberi 200 buah dengan kapasitas 20 liter. Kemudian, juga diberi botol ukuran 900 Mililiter sebanyak 500 botol," ujarnya.

Dia berujar jika stok menipis biasanya, pengisian ulang dilakukan menggunakan mobil tangki. 

"Jadi, kami telpon saja ke rekanan tadi untuk ketersediaan stok. Di situ kami tetap melakukan survei lagi, untuk  harga minyak goreng di pasaran seperti apa, untuk memastikan harga jual ke masyarakat tetap bisa terjangkau," paparnya.

Pengurus layanan Pom Migor, Andi Cahyanugraha, mengatakan operasional Pom Migor dibuka setiap hari, dari Senin- Minggu, mulai pukul 08.00 WIB-22.00 WIB. 

"Untuk pembelian biasanya pembeli diperbolehkan membawa wadah sendiri. Malah lebih baik kalau membawa wadah sendiri," tuturnya.

Begitupun dengan pembelian minyak goreng, kata dia, bisa dibeli sesuai keinginan konsumen.

"Jadi, belinya bisa Rp5000, bisa Rp6000 atau seterusnya, jadi tidak ada patokan harus satu botol atau satu liter gitu. Karena kan ini pakai mesin ya, jadi tinggal masukin harganya yang mau dibeli nanti minyaknya keluar sesuai yang dibeli tadi," urainya.

Slamet (45), seorang warga Playen, mengaku sudah langganan membeli minyak goreng di tempat tersebut.

"Mulanya penasaran kan, awalnya mengira jualan bensin ternyata minyak goreng. Karena, unik jadinya sampai sekarang kalau beli di sini terus," kata dia.

Dia berujar selain untuk harga minyak goreng tersebut juga lebih murah dibandingkan beli di pasar. Dan, untuk rasa juga tidak berbeda dengan minyak curah yang dijual di tempat lain.

"Harganya murah bila dibandingkan di pasar ya, dan rasanya juga gak berbeda tetap enak. Makanya kalau mau beli selalu di sini terus," urainya. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved