Dugaan Korupsi di Kemendikbud

Laptop Chromebook yang Diterima Sekolah di Gunungkidul Masih Berfungsi

Kepala SDN 1 Wonosari, Joko Widiyanto, mengatakan pihaknya menerima sebanyak 29 unit laptop Chromebook merek axioo, pada tahun 2022

|
Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
LAPTOP - Penampakan laptop Chromebook yang dimiliki SDN 1 Wonosari, Gunungkidul, Rabu (16/7/2025). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Kasus dugaan tindak pidana korupsi pengadaan laptop Chromebook di era Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim tengah menjadi sorotan publik.

Hal itu terungkap setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) RI mengumumkan empat tersangka korupsi, di mana salah satunya adalah Stafsus Nadiem, yakni Jurist Tan.

Adapun pengadaan laptop untuk siswa PAUD,  SD, SMP, dan SMA tersebut menelan anggaran sebesar Rp9,3 triliun.  

Yang mana, laptop tersebut nantinya akan dibagikan dan digunakan anak-anak sekolah, termasuk yang berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Salah satu daerah yang mendapatkan pengadaan laptop chromebook adalah Kabupaten Gunungkidul.

Dari penelurusan Tribun Jogja, salah satu sekolah yang menerima laptop Chromebook, yakni SDN 1 Wonosari.

Kepala SDN 1 Wonosari, Joko Widiyanto, mengatakan pihaknya menerima sebanyak 29 unit laptop Chromebook merek axioo, pada tahun 2022.

"Adapun, bantuan laptop ini diberikan kepada sekolah yang terpilih program sekolah penggerak. Tetapi kalau pengadaannya dari Dinas Pendidikan atau pusat, kami tidak begitu paham. Tetapi, kemarin yang menyerahkan dari Dinas Pendidikan," terangnya saat ditemui di kantornya pada Rabu (17/6/2025).

Baca juga: Warga Gunungkidul Buronan Kasus Kredit Fiktif Bank Jatim Diringkus Bersama Uang Rp1 Miliar 

Dia menyebut selama ini penggunaan laptop chromebook dipakai untuk menunjang pembelajaran TIK, yang digunakan oleh siswa maupun guru.

"Selain siswa, guru juga pegang untuk belajar bersama murid. Jadi, laptop ini dibawa ke ruang TIK atau ruang kelas. Tapi, laptop ini tidak boleh dibawa pulang," ucapnya.

Selain untuk pembelajaran, laptop tersebut juga digunakan untuk kegiatan asesmen seperti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), ASPD (Asesmen Standardisasi Pendidikan Daerah), hingga kegiatan asesmen lainnya.

"Jadi, laptop ini sangat membantu sekali, karena kebetulan jumlah komputer di sekolah kami cuma sedikit," ucapnya.

Dia menerangkan untuk mengakses laptop ini hanya bisa dibuka dengan akun belajar.id. Jadi, setiap siswa dan guru memiliki akun masing-masing.

"Jadi, kalau mau menggunakan laptopnya harus login dulu, setelah itu logout kalau sudah selesai. Tetapi,  untuk kelas 1 dan 2 tidak memakai dulu, karena ini kan termasuk barang rentan," paparnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved