Pemkot Yogya Lanjutkan Penataan Kawasan Kumuh, Sasar Kampung Lampion Kotabaru

Hasto menyoroti, kondisi kawasan yang padat dan sempit semacam itu membuat warga masyarkaat kesulitan saat menghadapi kondisi darurat. 

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
Dok. Pemkot Yogya
BONGKAR: Wali Kota Yogya, Hasto Wardoyo, secara simbolis melepas beberapa bagian rumah yang hendak dibongkar, sebagai tanda dimulainya proyek penataan di kawasan Kampung Lampion Kotabaru, Kamis (3/7/25). 

TRIBUNJOGJA.COM - Pemkot Yogyakarta menggulirkan penataan kawasan permukiman kumuh di RT 18 RW 04 Kelurahan Kotabaru, Kemantren Gondokusuman.

Dalam tahap awal, kawasan tepi Sungai Code yang kondang dengan sebutan Kampung Lampion itu, akan dilakukan pembongkaran dan pembangunan kembali 10 rumah, dengan penyesuaian konstruksi, serta penataan ruang. 

Rinciannya, enam rumah dibangun dengan alokasi anggaran yang bersumber APBD Kota Yogyakarta TA 2025 sebesar Rp1 miliar.

Kemudian, empat rumah lainnya dibangun melalui dukungan SPARC India dan Yayasan SPEAK Indonesia, melalui program Roof Over Our Head (ROOH) senilai Rp580 juta.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo pun menegaskan komitmennya untuk mengentaskan problem kawasan kumuh di Kota Yogyakarta

Menurutnya, untuk merealisasikan hal tersebut, diperlukan penataan ulang rumah-rumah warga agar lebih aman, sehat, dan ramah lingkungan.

"Rumah-rumah ini mundur semua, kemudian di sini harus bisa mobil masuk jalan dan di sungai harus jadi bagian dari wajah kampung. Jadi, alangkah indahnya rumah itu mundur munggah madhep kali. Jadi, mundur naik dan menghadap ke sungai, kalau ini kan belum begitu," katanya, Kamis (3/7/25).

Hasto menyoroti, kondisi kawasan yang padat dan sempit semacam itu membuat warga masyarkaat kesulitan saat menghadapi kondisi darurat. 

Sebagai contonh, tidak adanya akses jalan di sepanjang sungai membuat ambulans atau mobil pemadam kebakaran tak mampu menjangkau kawasan tersebut.

"Kampung Lampion tepi Sungai Code saat ini masih umpel-umpelan, berdesak-desakan, dan membelakangi sungai. Sebagian juga masih buang sampah ke sungai," ujarnya.

"Tidak ada akses jalan juga, kalau ada warga sakit, ambulans tidak bisa masuk. Makanya ini penting sekali untuk direposisi, rumahnya harus menghadap ke sungai," tambah Wali Kota.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Kota Yogyakarta, Umi Akhsanti, menambahkan, desain rumah yang digarap dikembangkannya bersama Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW).

Nantinya, untuk rumah yang sudah berdiri dua lantai akan dikembalikan dua lantai, sedangkan rumah satu lantai akan dibangun lagi satu lantai.

"Tetapi dengan konstruksi siap dikembangkan ke dua lantai. Jadi, ketika warga punya rezeki, mereka bisa langsung membangun lantai dua secara mandiri," ungkapnya.

Dijelaskan, penataan Kampung Lampion dirancang untuk menghadirkan hunian yang lebih manusiawi, sekaligus memperbaiki aksesibilitas dan infrastruktur dasar. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved