Seminggu Bebas dari Penjara, Amir Terakhir JI Ustad Parawijayanto Pastikan Organisasinya Sudah Bubar

Ustad Parawijayanto, amir atau pemimpin terakhir Al Jama'ah Al Islamiyah (JI) memastikan organisasi itu telah bubar sejak setahun lalu.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/Setya Krisna Sumargo
BUKU KISAH JI - Amir atau pemimpin terakhir Al Jama'ah Al Islamiyah (JI) Ustad Parawijayanto dan sejumlah narasumber mengupas buku testimonial sejarah JI yang sudah bubar setahun lalu. Bedah buku digelar di kampus Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta, Gamping, Sleman, Rabu (4/5/2025). 

Abdullah Sungkar dan jaringannya lantas memfasilitasi program jihad ke Afghanistan, yang diikuti banyak anggota JI, baik dari Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina.

Peristiwa serangan 11 September 2001 ke New York dan Pentagon oleh kelompok Al Qaeda memicu invasi Amerika Serikat dan sekutunya ke Afghanistan.

Osama bin Laden lantas mengeluarkan fatwa mengajak umat Islam membalas serangan Amerika Serikat dan sekutunya itu di manapun mereka berada. 

Konflik sosial bernuansa sektarian di Jakarta, Maluku, dan kemudian Poso, turut memantik kemarahan anggota dan simpatisan JI Indonesia.

Mereka menggelar aksi teror, diawali serangan bom malam Natal 2000 di berbagai kota di Indonesia, disusul rentetan serangan bom mobil ke Kedubes Filipina di Jakarta, Kedubes Australia di Jakarta, bom di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott Jakarta, bom Bali II, dan seterusnya.

Tiga tokoh utama bom Bali I yang dikenal murid Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir, yaitu Ali Ghufron, Amrozi, dan Abdul Azis alias Imam Samudera, telah dihukum mati di Pulau Nusakambangan. 

Sementara dua dedengkot JI asal Malaysia, Dr Azahari Husin dan Noordin Mohd Top ditewaskan dalam operasi perburuan oleh Densus 88/Anti-teror.

Noordin Mohd Top ditembak mati saat digerebek di rumah persembunyian di Mojosongo, Kota Solo.

Sedangkan Azahari Husin tewas lebih dulu dalam operasi penggerebekan di Kota Batu, Jawa Timur.

Azahari Husin pernah jadi dosen di kampus ternama di Malaysia, dan ia dikenal sebagai otak pembuatan bom rakitan sepanjang aksi JI di Indonesia.

Sedangkan Noordin Mohd Top lebih dikenal sebagai perekrut dan pembimbing spiritual para eksekutor bom bunuh diri di Bali dan Jakarta.

Khoirul Anam, Staf khusus Kepala Densus 88/AT sekaligus editor buku yang dibedah secara ringkas menjelaskan buku ini memaparkan fakta baru.

Di antaranya tentang kisah di balik bom Bali I, yang selama ini selalu dibantah pelakunya JI.

Di buku ini terungkap eks pimpinanJI mengakui operasi di Bali itu dijalankan JI.

Khoirul Anam juga menyebutkan secara DNA, ideologi JI mengadopsi Dewan Dakwah Islamiyah. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved