Kecelakaan Maut di Purworejo

Pergi Melayat, Tak Pernah Kembali: Kepsek SD ITQ As Syafiiyah Kenang 10 Ustazah Korban Laka Maut 

Para ustazah itu merupakan bagian dari rombongan guru SD dan TK yang hendak melayat ke rumah duka KH Barzakki di Penungkulan, Gebang, Purworejo

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/ Yuwantoro Winduajie
KENANGAN KEPALA SEKOLAH: Kepala SD IT Qur'an As Syafi'iyah, Nurul Faizah 

 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG – Duka mendalam menyelimuti SD Islam Tahfidz Qur'an As Syafi'iyah, Magelang, Jawa Tengah.

Sebanyak 10 ustazah yang tengah dalam perjalanan melayat ke Purworejo meninggal dunia dalam kecelakaan tragis pada Rabu (7/5/2025).

Para ustazah itu merupakan bagian dari rombongan guru SD dan TK yang hendak melayat ke rumah duka KH Barzakki di Penungkulan, Gebang, Purworejo. KH Barzakki merupakan ayah dari Kepala SD IT Qur'an As Syafi'iyah, Nurul Faizah.

Rombongan berangkat menggunakan tiga mobil. Namun, hanya dua kendaraan yang berhasil sampai tujuan. 

Mobil terakhir yang ditumpangi 14 orang mengalami kecelakaan di tengah perjalanan.

Akibat insiden itu, 10 ustazah meninggal dunia bersama seorang sopir, sementara tiga orang lainnya selamat.

Kabar tersebut datang bak petir di siang bolong bagi Nurul Faizah, kepala sekolah SD IT Qur'an As Syafi'iyah. 

Ia yang masih dalam suasana berkabung karena baru saja kehilangan ayahnya, harus menerima kabar duka kedua yang tak kalah mengguncang hati.

“Jadi saya sebenarnya tidak mengetahui kejadiannya, karena mereka sedang menuju rumah saya. Kebetulan kondisi saya sedang berduka, baru kehilangan ayah. Ketika saya lagi mau pemakaman, saya mendengar berita itu,” ujar Nurul saat ditemui di kompleks Yayasan As Syafi'iyah, Kamis (8/5/2025).

Ia menuturkan, untuk sementara kegiatan pembelajaran diliburkan selama beberapa hari. 

Anak-anak diminta untuk belajar dari rumah.

“Kami kehilangan hampir separuh guru. Kami belum bisa memikirkan kondisi sekolah ke depan. Namun, insyaallah kegiatan pembelajaran akan berjalan lagi secepatnya,” ucapnya.

Nurul menyebut para ustazah yang wafat bukan hanya rekan kerja, tetapi juga sudah seperti keluarga. 

Sebagian merupakan guru perintis yang telah mendampingi sekolah sejak berdiri pada 2016.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved