Kecelakaan Maut di Purworejo

Pemilik Truk Laka Maut Tanjakan Kalijambe Purworejo Belum Terungkap  

Yayasan belum menerima informasi resmi mengenai siapa pemilik truk yang menewaskan 10 guru dan ustadzah pengajar di SD Islam Tahfidz Qur’an As Syafi’i

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
TRUK MAUT: Kondisi truk setelah mengalami kecelakaan di Tanjakan Ngangkruk, Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (07/05/2025). 

Yayasan As Syafi’iyah Siap Tempuh Jalur Hukum

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG – Dua pekan pasca tragedi kecelakaan maut truk vs angkot yang merenggut nyawa 12 orang di Jalan Magelang–Purworejo, tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, pemilik masih belum diketahui secara pasti.

Ketua Yayasan As Syafi’iyah Mendut, Habib Muhsin Syafingi mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat kepolisian. 

Namun hingga kini, Yayasan belum menerima informasi resmi mengenai siapa pemilik truk yang menewaskan 10 guru dan ustadzah pengajar di SD Islam Tahfidz Qur’an As Syafi’iyah, serta satu sopir yang merupakan pegawai sekolah tersebut.

Selain itu juga ada tiga korban selamat yang masih menjalani pemulihan karena luka berat yang diderita pasca kecelakaan.

“Saya serahkan sepenuhnya pada alat negara yang namanya kepolisian. Jadi tidak mungkin kami sendiri." 

"Walaupun sudah sekian lama, kami belum dapat informasi siapa pemilik dari truk itu,” ujar Habib Muhsin saat ditemui Rabu (21/5/2025).

Ia mengungkapkan, ada dua orang yang sempat mengaku sebagai pemilik truk, namun setelah diverifikasi, keduanya diduga hanya suruhan.

“Sudah ada dua orang datang, satu dari Pekalongan, satu lagi dari Surabaya. Yang satu mengaku keluarga sopir, lalu minta maaf mengaku hanya diperalat (mengemudikan truk)." 

Sopir Truk Laka Maut di Purworejo Meninggal Dunia, Total Korban Tewas Jadi 12 Orang

"Kami minta agar orang yang menyuruh dia datang. Lalu orang yang menyuruhnya itu datang. Tapi setelah kami telusuri lagi, ternyata juga bukan pemilik. Dia hanya karyawan,” bebernya.

Yayasan masih memberikan waktu satu pekan ke depan untuk menunggu itikad baik dari pihak yang benar-benar bertanggung jawab atas kendaraan tersebut. 

Jika dalam waktu tersebut tidak ada kejelasan, langkah hukum akan ditempuh.

“Kalau tidak ada, ya kami tempuh cara lain. Kami juga punya tim hukum yang sudah diberi mandat dari para wali korban." 

"Dalam doa bersama kemarin, para wali korban mengamanahkan kepada yayasan untuk memperjuangkan hak-hak mereka,” jelasnya.

Habib Muhsin juga tidak menutup kemungkinan untuk mengajukan gugatan class action terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab, meski saat ini langkah tersebut belum secara resmi dipersiapkan.

“Kita siap untuk itu, tapi belum kami pikirkan lebih lanjut,” katanya.

Selain mengejar pertanggungjawaban, Yayasan As Syafi’iyah juga menekankan pentingnya perbaikan tata kelola transportasi agar tragedi serupa tidak kembali terulang.

"Jadi lebih pada upaya bagaimana perbaikan tata kelola," ujarnya. (Tribunjogja.com/tro)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved