Kecelakaan Maut di Purworejo

KISAH Naely Nur Sadiyah, Ustazah Yayasan As Syafi'iyah Magelang Korban Kecelakaan Purworejo

Naely Nur Sadiyah adalah satu di antara ustazah Yayasan As-Syafi'iyah yang menjadi korban kecelakaan lalulintas di Kalijambe, Purworejo.

|
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin
RUMAH DUKA: Suasana duka dj rumah Naely Nur Sadiyah, di Dusun Jetis, Rambeanak, Mungkid, Kabupaten Magelang. Sejumlah pelayat masih terus berdatangan, hingga Kamis (8/5/2025). 

 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG -- Pemuda bersarung itu berduka. Dia adalah Ramdan, adik kandung Naely Nur Sadiyah. 

Di rumahnya di Dusun Jetis Desa Rambeanak, Kecamatan Mungkid, Magelang, Ramdan berusaha tegar, menyambut tamu datang, meskipun hatinya hancur. 

Ia tidak menyangka, kakak tercinta yang selama ini rela berkorban demi keluarga sekarang telah berpulang. 

"Kakak itu rela berkorban buat keluarga, buat adik-adiknya. (Iya) kami sangat kehilangan," katanya. 

Naely Nur Sadiyah adalah satu di antara ustazah Yayasan As-Syafi'iyah yang menjadi korban kecelakaan lalulintas di Kalijambe, Purworejo

Jenazah Naely dimakamkan pada Rabu (7/5/2025) malam. 

Namun suasana duka masih menyelimuti rumahnya. 

Tenda duka masih terpasang. 

Kerabat, tetangga dan teman-teman anak sulung dari tiga bersaudara itu berdatangan untuk mengucapkan belasungkawa. 

Ramdan berujar, komunikasi terakhir dirinya dengan sang kakak terjadi pada Selasa malam, atau sehari sebelum peristiwa pilu itu terjadi. 

Ia tidak menyangka, komunikasi selasa malam itu menjadi yang terakhir. 

Sebab Rabu pagi, Ia mendapat kabar yang mengagetkan, kakaknya meninggal menjadi korban kecelakaan. 

"Rabu pagi saya sudah gak sampat ketemu. Karena pagi kakak sudah berangkat duluan (ke Yayasan). Mau takziah ke Purworejo, kakak pamit ke bapak," ujarnya. 

Anak sulung dari tiga bersaudara itu kini pamit untuk selamanya. 

Naely dikenal anak yang aktif di mata keluarga. 

Meskipun tidak banyak bicara tetapi perhatian sama keluarga, begitu juga di kegiatan kampung, Naely banyak terlibat. 

Pakde Naely, Kamijan mengungkapkan, keponakannya itu pandai mengaji.

 Ia lulusan Pondok Pesantren Mambaul Hikmah, Muntilan. 

Selepas enam tahun dari Pondok, Naely mendedikasikan dirinya mengajar di Yayasan As Syafi'iyah sekaligus mengajar les di rumah maupun visit home. 

"Anaknya ini istimewa. Berangkat ngajar di Yayasan pagi, pulangnya sore ngajar les. Dan yang buat kami bangga, anaknya betul-betul menikmati di Pondok, mengena, anaknya matang (dewasa)," katanya 

Naely juga tercatat sebagai mahasiswi di Universitas Terbuka. Ia mengambil jurusan Pendidikan Guru SD, sesuai dengan profesinya. 

Kamijan tidak menyangka, keponakannya meninggal menjadi korban kecelakaan. Padahal baginya, Naely merupakan anak yang baik dan penuh dedikasi. 

"Anaknya terbiasa ngajar bareng anak-anak. Di kampung aktif, sosial di kampus juga bagus, di (guru) SD juga bagus," ucapnya. 

Naely dimakamkam Rabu (7/5) malam di Pemakaman Umum Kampung setempat. 

Meski telah di makamkan suasana duka di kediamannya masih terasa. 

Sejumlah pelayat masih berdatangan. Mereka berduka atas kepergian ustazah yang dikenal perhatian dan rela berkorban itu.(*) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved