Banyuraden Gunakan Thermal Decomposer di Pasar Tlogorejo Sleman, Sehari Bisa Musnahkan 2 Ton Sampah
Sampah-sampah dimusnahkan menggunakan alat sistem pengolahan sampah Thermal Decomposer yang letaknya di halaman belakang Pasar Tlogorejo.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Depo sampah di Pasar Tlogorejo, Banyuraden, Kabupaten Sleman mulai memanfaatkan teknologi pengolahan sampah yang canggih dan minim polisi.
Upaya ini dirintis oleh Badan Usaha Milik Kalurahan Banyuraden bekerjasama dengan PT BIB (Bumi Indah Berseri).
Di sana, sampah-sampah dimusnahkan menggunakan alat sistem pengolahan sampah Thermal Decomposer yang letaknya di halaman belakang Pasar Tlogorejo.
Sistem yang mengandalkan panas ini bisa mengurai pebih dari 2 ton sampah setiap harinya.
Direktur Utama PT Bumi Indah Berseri (BIB), Ratna D. Hapsari, mengatakan pihaknya telah melakukan riset cukup lama mengatasi masalah sampah dengan cepat, tepat, aman dan zero waste.
Setelah menjalani riset yang cukup panjang, pihaknya menciptakan sistem pemusnah sampah tanpa asap.
"Thermal Decomposer ini dilakukan secara thermal atau panas dengan pembentukan bara dari sampah itu sendiri, tanpa api, tanpa bahan bakar minyak, tanpa chip kayu. Kemudian sampah dengan cepat terbakar sempurna menjadi abu, di mana abu ini dapat digunakan sebagai bahan campuran pupuk," ungkapnya, saat peluncuran Thermal Decomposer, Rabu (7/5/2025)
Cara kerja alat ini, sistem thermal berlangsung pada suhu 90 hingga 150 derajat Celcius sehingga tidak akan terbentuk Doxin dan Furan yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Baca juga: Lelang Jabatan Empat Kepala Dinas di Sleman Ramai Peminat
Zat-zat ini bisa memicu tumbuhnya kanker, kemandulan hingga bayi terlahir cacat.
Perlu diketahui bahwa Dioxin dan Furan terbentuk ketika suhu pembakaran sampah di atas 200 derajat Celcius.
Kemudian sistem Smover pada sistem Thermal Decomposer mampu menangkap asap dan polutan-polutannya untuk kemudian diubah menjadi asap cair.
Polutan yang ditangkap dengan smover berupa padatan dan dapat di proses lebih lanjut menjadi briket arang.
"Asap yang sudah bersih dari polutan akan keluar dari cerobong berupa steam (uap air) sehingga mengurangi efek rumah kaca. Sistem Thermal Decomposer mampu membakar sampah dengan tingkat kebasahan60 persen - 80 % , termasuk pempers akan terbakar sempurna," ujarnya.
Lurah Banyuraden, Sudarisman, menyampaikan sistem dan alat baru yang dioperasikan ini merupakan hal positif karena selama ini masalah sampah belum teratasi.
Dengan adanya alat yang beroperasi harapannya sampah di Banyuraden khususnya bisa teratasi dan nantinya berkembang ke daerah-daerah lain.
"Kami lihat tidak bising, sudah diuji terutama dampak lingkungannya. Untuk Banyuraden baru ini, belum pernah ada. Biasanya pengepul itu kalau membakarnya ngawur, asapnya ke mana-mana. Dengan alat ini sepertinya tidak, asapnya hampir tidak ada. Semoga mengurai persoalan sampah yang ada," tutup Sudarisman. (*)
DIY Masuk Prioritas Pembangunan Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik, Eksekusi Tunggu Pusat |
![]() |
---|
Buka Road to MILO ACTIV Race 2025, Wali Kota Yogyakarta Sosialisasikan Budaya Olah Sampah |
![]() |
---|
Libatkan Danantara, Pemkot Yogyakarta Jajaki Kerja Sama Pengolahan Sampah Jadi Energi Listrik |
![]() |
---|
10 Tempat Pembakaran Sampah Tak Berizin di Bantul Ditutup Paksa |
![]() |
---|
Kemampuan Pengolahan Sampah di Hilir Menurun, Wali Kota Yogya Akui Kerepotan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.