2000 Ton Sampah Mengendap di Depo Kota Yogyakarta, Gerakan 'Mas Jos' Digencarkan

Program Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas Jos), harus digencarkan, untuk meminimalisir pembuangan limbah ke depo.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Pengendara sepeda motor melintasi depo sampah di kawasan Pengok, Kota Yogya, yang tampak melebihi kapasitas, Selasa (9/9/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sekitar 2.000 ton sampah masih tertahan di deretan depo atau tempat penampungan sementara di Kota Yogyakarta.

Dengan kuota pembuangan menuju TPA Piyungan yang semakin menipis, membuat Pemkot Yogyakarta otomatis harus memutar otak.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Rajwan Taufiq, mengatakan, kondisi tersebut membuat kondisi depo saat ini nyaris overload.

Ia pun mengungkapkan, sampai Desember 2025 mendatang, pihaknya hanya mendapat kuota pembuangan di TPA Piyungan sekitar 2.400 ton saja.

"Jadi, jatah pembuangan dari Kota Yogyakarta ke Piyungan per bulannya hanya 600 ton," katanya, saat dikonfirmasi, Selasa (9/9/2025).

Padahal, dalam satu hari, produksi sampah di Kota Yogyakarta masih menyentuh 260 ton sampai dengan 300 ton kala momen libur panjang.

Dari jumlah tersebut, sampah organik yang dapat terkelola melalui beberapa Unit Pengolahan Sampah (UPS) hanya sekitar 190 ton per hari.

"Berarti, ada gap kurang lebih 50-70 ton. Makanya, di depo sekarang ini masih ada (tumpukan sampah) sekitar 2.000 ton," kata Rajwan.

Sebagai langkah antisipasi meluapnya timbunan sampah di depo, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY.

Dalam koordinasi, muncul opsi untuk meningkatkan kapasitas pembuangan limbah dari Kota Yogyakarta menuju TPA Piyungan untuk sementara.

"Harapannya kami bisa mengurangi sampah di depo. Kita koordinasikan, mungkin salah satunya seperti itu (minta tambahan kuota)," ujarnya.

Namun, pria yang baru satu hari menjabat Kepala DLH Kota Yogyakarta tersebut menegaskan, langkah itu harus dibarengi dengan upaya reduksi sampah dari sumbernya.

Sehingga, program Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas Jos), harus digencarkan, untuk meminimalisir pembuangan limbah ke depo.

"Kita mulai membagikan gerobak ke seluruh RW. Masing-masing gerobak ada ember untuk menaruh sampah organik," ungkap Rajwan.

"Ember nanti diambil obstaker atau peternak, sehingga harapannya dengan organik dapur tidak dibawa ke depo, bisa mengurangi tumpukan yang kondisinya penuh," urainya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved