Dinkes Kulon Progo Perkuat Skrining Suspek TBC Lewat Program SERMOKU

Hasil skrining langsung masuk ke Dinkes dan Puskesmas terkait untuk tindak lanjut berupa pemeriksaan lanjutan seperti Tes Cepat Molekuler.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
SKRINNING TBC - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo, Arief Musthofa menunjukkan kode batang (bar code) untuk mengakses program SERMOKU. Program tersebut menjadi upaya Dinkes Kulon Progo dalam mengoptimalkan skrining Suspek TBC. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo berupaya meningkatkan upaya penjaringan suspek atau terduga penderita Tuberkulosis (TBC).

Upaya tersebut dilakukan agar penanganan terhadap TBC bisa lebih optimal.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kulon Progo, Arief Musthofa mengatakan upaya tersebut digencarkan lewat program SERMOKU.

"SERMOKU merupakan Sistem Penjaringan Orang Terduga Tuberkulosis yang kami kembangkan," kata Arief pada Jumat (25/04/2025).

Program tersebut dibuat dalam bentuk skrining secara digital. Masyarakat bisa melakukan skiring secara mandiri menggunakan kode batang (bar code) lalu mengisi formulir pertanyaan seputar gejala dan faktor risiko TBC, riwayat kontak dengan penderita, batuk berkepanjangan, atau tinggal di lingkungan padat penduduk.

Menurut Arief, skrining menggunakan sistem skor, di mana skor di atas 10 mengindikasikan status Suspek TB.

Hasil skrining langsung masuk ke Dinkes dan Puskesmas terkait untuk tindak lanjut berupa pemeriksaan lanjutan seperti Tes Cepat Molekuler.

"Jika dari pemeriksaan lanjutan ada Suspek TB yang terkonfirmasi positif, maka akan segera masuk dalam program pengobatan dan dilakukan penelusuran kontak," jelasnya.

Arief meyakini cara ini akan semakin mempermudah pihaknya dalam menemukan Suspek TBC.

Sebab semakin banyak yang ditemukan, maka penanganan bisa lebih cepat dan rantai penularan bisa ditekan.

Menurut data Dinkes Kulon Progo, pada 3 bulan pertama 2025 tercatat sebanyak 114 kasus baru TBC.

Adapun selama 2024 ada 386 kasus TBC yang ditemukan, sementara di 2023 ditemukan sebanyak 356 kasus.

"Kami berharap lewat cara ini, angka penularan TBC di Kulon Progo bisa turun secara signifikan," kata Arief.

Program ini akan dimulai pada Mei 2025. Pada tahap awal, layanan SERMOKU disediakan di area pelayanan publik seperti Mal Pelayanan Publik, Samsat Polres Kulon Progo, Disdukcapil, hingga tiap kapanewon.

Jika nantinya terbukti efektif, maka jangkauan layanan akan diperluas hingga tingkat kalurahan hingga satuan pendidikan.

Program ini akan dievaluasi di akhir tahun guna memastikan pelaksanaannya berjalan optimal.

Program SERMOKU mendapat respon positif dari komunitas masyarakat.

Salah satunya Yosevita Ramadhani dari Komunitas Siklus Indonesia menilai program tersebut jadi langkah yang baik untuk deteksi dini TBC.

"Yang penting ada keberlanjutan dan tindak lanjutnya, tidak hanya skrining saja," ujar Yosevita.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved