Sertifikasi dan Labeling Bisa Jadi Unggulan Produk Peternakan di Tengah Gempuran Impor

Sertifikasi mencerminkan komitmen terhadap standar mutu dan membuka peluang pasar yang lebih luas, termasuk ekspor.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/Ardhike Indah
SERTIFIKASI - Fapet UGM Menyapa membahas tentang sertifikasi dan labeling yang bisa meningkatkan keunggulan produk peternakan, Senin (14/4/2025) 

Sementara, anggota lab lain, Tian Jihadhan Wankar, Ph.D mengatakan, produk seperti daging olahan, susu pasteurisasi, yoghurt, atau telur asin sering kalah bersaing.

“Tapi, itu bukan karena kualitasnya yang rendah, tetapi karena kemasan yang seadanya dan ketiadaan label yang meyakinkan. Padahal, konsumen saat ini sangat peduli dengan detail produk,” kata Tian.

Senada dengan hal itu, Prof. Mujtahidah Anggriani menyatakan bahwa keberadaan produk peternakan yang tersertifikasi memberikan lebih banyak pilihan kepada konsumen sesuai preferensi masing-masing.

Meski manfaatnya sangat jelas, tingkat adopsi sertifikasi produk di sektor peternakan masih menghadapi berbagai tantangan.

Beberapa di antaranya adalah rendahnya pemahaman pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tentang pentingnya sertifikasi, tingginya biaya proses sertifikasi, serta terbatasnya akses informasi dan pendampingan teknis.

Tak jarang, UMKM masih enggan mengurus sertifikasi karena dianggap rumit dan mahal.

Sementara itu, pemahaman mengenai pentingnya label produk yang sesuai dengan ketentuan dan target pasar juga masih minim.

Banyak produsen UMKM membuat label seadanya tanpa mempertimbangkan aspek estetika dan informasi yang dibutuhkan konsumen.

“Para pelaku usaha mikro di sektor pengolahan produk peternakan masih enggan mengurus sertifikasi karena kurangnya informasi dan pendampingan yang mereka terima. Di sinilah peran perguruan tinggi sangat penting untuk memberikan edukasi dan pendampingan,” tambah Prof. Suci Paramitasari.

Untuk itu, Fapet UGM secara aktif melakukan pendampingan terhadap UMKM produk peternakan, termasuk bagi pelaku usaha yang memasarkan produknya melalui Plaza Agro UGM yang berlokasi di lingkungan fakultas.

Produk-produk tersebut meliputi susu pasteurisasi, yoghurt, keju, es krim, olahan daging, telur, dan aneka produk turunan lainnya.

Pendampingan yang diberikan meliputi pelatihan pengurusan sertifikasi produk dan strategi peningkatan skala usaha.

Selain itu, Fapet UGM juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk memberikan edukasi terkait sertifikasi halal, khususnya kepada pelaku usaha rumah potong hewan dan produsen olahan peternakan.

Upaya ini merupakan langkah nyata Fapet UGM dalam mendorong peningkatan daya saing produk peternakan Indonesia di pasar domestik maupun internasional. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved