Sampah di Kota Yogyakarta Bakal Diolah Secara Real Time, Pengosongan Depo Dikebut
Sampai sejauh ini, dari 45 depo dan TPS yang tersebar di penjuru kota Yogyakarta, 29 di antaranya sudah bersih.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Proses pengosongan depo dan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) terus dikebut Pemkot Yogyakarta seiring dengan target yang telah dicanangkan.
Percepatan pengosongan depo dan TPS ditempuh karena per akhir April mendatang eksekutif bakal menerapkan skema pengolahan sampah secara real time.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengatakan sampai sejauh ini, dari 45 depo dan TPS yang tersebar di penjuru kota, 29 diantaranya sudah bersih.
Adapun yang belum tuntas adalah deretan TPS berukuran kecil, sementara 14 depo besar dipastikan sudah terbebas dari pemandangan tumpukan limbah.
"Depo kecil-kecil yang dalam hal ini TPS yang belum kosong itu tinggal 16. Nah, 16 itu (tumpukan) sampahnya tidak lebih dari 30 ton," tandasnya, Minggu (13/4/2025).
Ia berharap, pembersihan seluruh depo dan TPS benar-benar tuntas pada pekan depan.
Kemudian, pada kisaran akhir April mendatang, Pemkot Yogyakarta bisa memulai skema pengolahan sampah secara real time.
Artinya, sampah yang masuk di depo dan TPS pada hari itu, akan langsung dikelola oleh unit-unit pengolahan sampah yang dimiliki Pemkot Yogyakarta.
"Jadi, produksi sampah hari itu berapa ratus ton, ya itu yang kami selesaikan. Sehingga, di depo dan TPS kita tidak punya tumpukan lagi, begitu," cetusnya.
Baca juga: Kota Jogja Belum Berlakukan Sanksi Tipiring untuk Pelanggar Buang Sampah Sembarangan
"Saya mohon doanya, dua minggu lagi kami tinggal mencerna sampah segar, sampah baru, ngga lagi mengurus sampah yang menumpuk," tambah Hasto.
Berdasarkan pengamatannya, rata-rata produksi sampah harian di Kota Yogyakarta berada di kisaran 300 ton dan bisa bertambah saat akhir pekan atau libur panjang.
Oleh sebab itu, ia pun bakal menguji kesiapan mesin pengolah RDF (Refused Derived Fuel), maupun alat pembakar limbah atau insinerator di Unit Pengolahan Sampah (UPS).
"Kalau dihidupkan semua, ya ada 10 (insinerator). Itu masih ditambah yang bukan insenerator, kan ada pemilahan RDF juga. Jadi, total kami mampu 235 ton per hari," ucapnya.
Salah satu lokasi pengolahan sampah yang bakal diandalkan Pemkot Yogyakarta adalah Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran yang berlokasi Kabupaten Bantul.
Kekuatan lima unit insinerator yang tersedia di lokasi tersebut, diyakini bisa mendukung upaya pengolahan sampah berbasis real time yang dicanangkan Pemkot Yogya.
"Itu milik BUMD Bantul. Kami akan ke sana, di samping juga ada ke Panggungharjo itu. Saya kira sudah terpetakan begitu. InsyaAllah lah, dua minggu lagi," pungkasnya. (*)
DIY Masuk Prioritas Pembangunan Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik, Eksekusi Tunggu Pusat |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Bangun Sistem Satu Data, Intervensi Program Lebih Tepat Sasaran |
![]() |
---|
Dana Transfer Daerah 2026 Berpotensi Dipangkas Rp200 Miliar, Wali Kota Yogyakarta: Ada Refocusing |
![]() |
---|
Jadi Tuan Rumah Forum Smart City Nasional 2025, Kota Yogyakarta Dorong Realisasi Program Satu Data |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Optimis Paket Strategis 2025 Bisa Diselesaikan Tepat Waktu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.