Cerita Warga Rejowinangun Olah Sampah di Tingkat Rumah Tangga Lewat Gerakan Mas Jos
Walimah juga mengolah sampah organik rumah tangganya untuk menjadi pupuk kompos. Hasil pupuk kompos bermanfaat
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Yoseph Hary W
Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sampah masih menjadi masalah utama di Kota Yogyakarta saat ini. Penyelesaian masalah sampah tidak hanya mengandalkan pemerintah saja. Namun, masyarakat Kota Yogyakarta juga punya peran penting untuk menekan dan mengurangi jumlah produksi sampah di tempat pembuangan sampah (TPS).
Salah satu dukungan dan partisipasi aktif yang bisa dilakukan masyarakat adalah memilah serta mengolah sampah di tingkat rumah tangga. Seperti yang dilakukan oleh warga Kelurahan Rejowinangun, Kemantren Kotagede, Kota Yogyakarta, DIY.
Sejumlah warga Kelurahan Rejowinangun itu telah mengolah sampah rumah tangga agar menjadi barang yang lebih bermanfaat. Semisal Walimah, warga RW 06 Kelurahan Rejowinangun yang rutin memilah sampah menggunakan galon air mineral bekas.
Walimah juga mengolah sampah organik rumah tangganya untuk menjadi pupuk kompos. Hasil pupuk kompos itupun digunakan untuk merawat 20-an tanaman pot sederhana di sekitar rumahnya.
"Dengan mengompos maka sampah organik tidak dibuang. Lalu kalau dipakai untuk pupuk, tanaman juga jadi subur," kata dia.
Kebiasaan mengolah sampah jadi pupuk kompos juga dilakukan oleh warga lain bernama Ely. Ely juga memanfaatkan sisa sayuran untuk memberi makan hewan peliharaannya, yakni kelinci. Cara tersebut dinilai dapat memanfaatkan sampah organik secara maksimal.
"Sayang kalau langsung dibuang, karena bisa untuk pakan kelinci," ujarnya.
Kebiasaan mengolah sampah yang dilakukan warga Rejowinangun itu menjadi satu contoh komitmen masyarakat mendukung pengelolaan sampah berbasis lingkungan melalui Gerakan Mas Jos (Masyarakat Jogja Olah Sampah).
Pemerintah Kelurahan Rejowinangun pun turut mendukung Gerakan Mas Jos dengan membagikan galon-galon bekas untuk warga beberapa waktu lalu. Galon bekas itu dimanfaatkan sebagai wadah pemilahan sampah organik basah mentah dan sampah organik basah matang, seperti yang sudah dilakukan warga setempat.
Lurah Rejowinangun, Handani Bagus Setyarso, mengungkapkan bahwa warganya memang terbiasa mengelola sampah dengan baik, bahkan jauh sebelum adanya program Mas Jos. Apalagi sejumlah warga memiliki inovasi dan kebiasaan unik dalam mengurangi dan mengolah sampah. Meski begitu, ia mengaku kagum dan mengapresiasi partisipasi warganya.
“Saya sangat bangga karena warga kami tidak hanya mengikuti arahan, tetapi sudah memiliki kesadaran yang luar biasa dalam mengolah sampah,” ucap Handani.
Menurutnya, kebiasaan positif warga Rejowinangun tidak hanya mendukung program Gerakan Mas Jos. Akan tetapi juga bisa membantu meringankan tugas offtaker dan penggerobak sampah.
“Sampah organik dari warga sudah selesai di rumah. Artinya, ketika diambil, tidak ada yang tersisa untuk diolah lagi. Ini sangat membantu petugas,” ungkapnya.
Handani berharap, semangat warga dalam mengelola sampah bisa terus dijaga dan menjadi inspirasi bagi masyarakat di Kota Yogyakarta. Lewat kolaborasi antara pemerintah dan warga tersebut, membuktikan bahwa kesadaran memilah, mengolah, dan mengurangi sampah dari sumbernya dapat membawa dampak besar bagi kebersihan lingkungan.
“Kalau semua warga punya kesadaran seperti ini. Maka masalah sampah bukan lagi beban, tapi bisa menjadi berkah,” tandasnya. (drm)
Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini Sabtu 11 Oktober 2025 Kereta Siang - Malam |
![]() |
---|
Unisa Yogyakarta Perluas Akses Pendidikan, Targetkan 3.000 Maba Lewat Skema Beasiswa InklusiF |
![]() |
---|
Unisa Festival 2025 Tegaskan Komitmen pada Budaya, Lingkungan, dan Kesehatan |
![]() |
---|
Jajaran Rutan Kelas II A Yogyakarta Gelar Razia saat Tengah Malam, Ini Hasilnya |
![]() |
---|
Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini Sabtu 11 Oktober 2025 dari Stasiun Tugu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.