Program Makan Bergizi Gratis Dorong Konsumsi Ikan, Sektor Perikanan DIY Dapat Angin Segar

Sejumlah dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mulai menyerap produk ikan dari petani dan produsen perikanan di wilayah DIY

Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
ILUSTRASI - Pelaksanaan Progrm Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Negri 1 Wonosari, Gunungkidul, beberapa waktu lalu 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak hanya menyasar pemenuhan gizi kelompok rentan, tetapi juga membuka peluang pasar baru bagi sektor perikanan lokal.

Sejumlah dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mulai menyerap produk ikan dari petani dan produsen perikanan di wilayah ini.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, Hery Sulistio Hermawan, menyebut keterlibatan sektor perikanan dalam program MBG sebagai langkah strategis untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus mendorong peningkatan konsumsi ikan masyarakat, khususnya anak-anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita yang menjadi sasaran utama program.

“Tentu ini menjadi sesuatu yang strategis. Terlebih ikan sebagai sumber protein yang diperlukan oleh kelompok sasaran tadi. Sehingga kami menawarkan, dan gayung pun bersambut. Sudah ada beberapa dapur yang memanfaatkan produk ikan lokal,” ujarnya, Kamis (10/4/2025).

Produk ikan yang telah disalurkan ke sejumlah dapur SPPG meliputi ikan segar seperti lele dan bandeng, serta berbagai olahan seperti pepes ikan, nugget ikan, hingga ikan goreng.

Menurut Hery, menu berbasis ikan sudah mulai masuk dalam daftar penyajian MBG, dan ke depan akan terus diintensifkan agar dapat menjadi rujukan menu utama.

“Ke depan, menu ikan ini bisa lebih terstruktur dan menjadi bagian tetap dari dapur SPPG. Itu yang sedang kita upayakan,” imbuhnya.

Baca juga: Makan Bergizi Gratis di Kota Yogyakarta, Kelompok Tani dan Pelaku Perikanan Akan Dilibatkan

Meski belum semua dapur SPPG menggunakan produk perikanan DIY, Hery memastikan bahwa dari 19 dapur yang saat ini telah beroperasi, sebagian sudah memanfaatkan ikan lokal.

DKP DIY juga berencana melakukan monitoring dan evaluasi (monev) dalam waktu dekat untuk merancang pengembangan distribusi lebih lanjut.

“Penyerapan masih belum setiap hari, ada yang baru seminggu sekali atau sepuluh hari sekali. Harapannya ke depan bisa ditingkatkan menjadi paling tidak lima hari sekali,” jelasnya.

Ia juga menyebut perlunya solusi atas sejumlah kendala teknis seperti rasa amis atau duri yang membuat anak-anak enggan mengonsumsi ikan.

Lebih lanjut, berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY, untuk mencukupi kebutuhan MBG di seluruh wilayah DIY dibutuhkan sekitar 360 dapur.

Jika 60 hingga 70 persen dapur dapat menyerap produk ikan secara rutin, potensi pasar yang tercipta dinilai sangat besar.

“Ini bukan hanya tentang pasar, tapi juga menjadi salah satu solusi penanganan stunting. Ikan adalah bahan pangan dengan kandungan nutrisi yang lengkap dan berkualitas tinggi,” tegas Hery.

Melalui penguatan distribusi ikan dalam program MBG, DKP DIY juga menargetkan peningkatan konsumsi ikan masyarakat yang selama ini masih tergolong rendah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved