Ponpes Bidayatussalikin: Kisah Perjuangan 'Sembuh' dari Jerat Narkoba di Lereng Gunung Merapi

Bukan pondok pesantren biasa, karena mereka memadukan antara madrasah, dengan pusat rehabilitasi narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya.

|
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
DRAMA SANTRI: Santri Ponpes Bidayatussalikin menyuguhkan pertunjukan drama, di sela agenda tasyakuran dan peresmian kompleks asrama, Kamis (10/4/25). Ponpes ini berisi orang-orang yang ingin pulih dari jerat narkoba. 

Rasa malu terhadap kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya dalam kehidupan lampau, terus ditekankannya secara perlahan dan bertahap.

"Misalnya, santri yang terlanjur punya tatto, pasti dia berusaha menutupi, agar tidak terlihat. Malu itu kan bagian dari iman, kita tekankan terus, melalui kajian dan tausiyah," terangnya.

Meski demikian, sejak beroperasi pada kisaran 2016, kasus santri kabur karena tidak kuat menjalani rentetan treatment pun berulang kali dijumpai.

Bahkan, beberapa di antaranya ada yang melakukan percobaan kabur dari ponpes secara berkelompok, dengan cara-cara yang cenderung nekat.

 "Itu sudah biasa. Yang kami sayangkan, ada juga santri kabur kemudian playing victim, sampai orangtuanya terlena. Bukannya membela pondok, malah kami yang disalah-salahkan sampai diancam mau dipolisikan," ucapnya.

"Tapi sekarang dengan posisi kami sudah dibantu beberapa stakeholder, dari pemerintah, kepolisian, BNNK dan perguruan tinggi, membuat kami semakin kuat," tambah Deni.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Sleman, Kombes Pol Teguh Tri Prasetya, menuturkan, bahwa Bidayatussalikin merupakan satu-satunya mitra swastanya yang berbasis ponpes.

Terang saja, keberadaan Ponpes Bidayatussalikin mendapat atensi luas, baik dari BNN di kabupaten atau kota lain di tanah air, hingga level pusat.

"Nanti, barangkali mendekati hari anti narkotika internasional, menjadi pertimbangan kami, Kyai Deni selaku pimpinan ponpes, kami usulkan mendapat penghargaan dari Kepala BNN RI," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, ia pun berharap, para pecandu atau korban narkoba yang ingin sembuh, supaya tak perlu merasa khawatir dan takut. 

Sebab, banyak pihak yang peduli dan membuka tangannya untuk memberikan pendampingan sampai benar-benar lepas dari adiksi.

"Kalau adiksinya sedang dan tinggi, bisa datang ke sini. Layanannya juga bisa diakses gratis ya, tergantung kondisi keluarganya, karena di sini ada metode subsidi silang," pungkasnya. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved