Kusir Andong Wisata Malioboro Rasakan Dampak Penurunan Daya Beli Masyarakat, Penumpang Turun Drastis

Penurunan penumpang andong wisata sebenarnya sudah dirasakan pandemi COVID-19 lalu, dan belum pulih hingga sekarang.

Tribunjogja.com/Azka Ramadan
ILUSTRASI : Andong melintas di jalan Malioboro Jogja. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Penurunan daya beli masyarakat dirasakan kusir andong wisata Malioboro.

Hal itu terbukti dengan semakin sedikitnya wisatawan yang menggunakan jasa andong wisata di Malioboro.

Ketua Paguyuban Kusir Andong, Purwanto mengatakan penurunan penumpang andong wisata sebenarnya sudah dirasakan pandemi COVID-19 lalu, dan belum pulih hingga sekarang.

Momen libur Lebaran 2025 kemarin pun tidak mampu meningkatkan penumpang andong wisata di Malioboro.

“Tahun ini turunnya 50 persen, sejak awal tahun 2025 ya sudah merasakan ada penurun. Apalagi libur Lebaran kemarin, turunnya drastis sekali,” katanya, Kamis (10/04/2025).

“Kalau Lebaran tahun 2024 lalu, rata-rata bisa narik empat kali. Tahun ini bisa narik dua kali aja sudah bagus,” sambungnya.

Pada libur Lebaran ini, andong Malioboro mematok tarif Rp150 ribu untuk jarak pendek, Rp200 ribu untuk jarak menengah dan Rp250 ribu untuk mengitari Malioboro.

Tarif tersebut tidak berubah dari libur lebaran tahun lalu.

Guna menarik wisatawan naik andong wisata, pihaknya telah melakukan digitalisasi.

Baca juga: Viral Keluhan Aroma Pesing di Kawasan Malioboro, Ini Respons Wali Kota Yogya

Paguyuban Kusir Andong sudah memiliki tim yang mengelola media sosial. Tujuannya agar promosi andong wisata semakin luas.

Meski sebagai transportasi tradisional, namun kusir andong juga menyesuaikan perkembangan zaman.

Termasuk memberikan kemudahan transaksi pembayaran melalui QRIS.

Pihaknya bekerja sama dengan Bank Indonesia, BRI, dan BPD DIY untuk memfasilitasi QRIS semua andong.

Tercatat ada 421 di Kota Yogyakarta, dan semuanya telah memiliki QRIS.

Pihaknya pun kini tengah berproses agar paguyuban kusir andong memiliki badan hukum, yaitu Koperasi Andong Wisata Yogyakarta.

“Tentu kita harus bersinergi dengan pemerintah. Kami berharap pemerintah juga gencar promosi, menawarkan pariwisata Yogyakarta sekaligus naik andong. Promosi pariwisata harus gencar, khususnya dari Dinas Pariwisata,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved