Tarif Baru AS Ancam Ekspor DIY, Pemerintah Siapkan Strategi Mitigasi

Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor utama DIY dengan kontribusi lebih dari 43 persen terhadap total ekspor daerah tersebut.

Tribunjogja.com/ Christi Mahatma
Kepala Disperindag DIY, Yuna Pancawati. 

Menurut Yuna Pancawati, Pemda DIY akan mengambil beberapa langkah konkret untuk memperkuat daya saing industri lokal, khususnya sektor usaha kecil dan menengah (UMKM) serta industri kecil dan menengah (IKM). 

Langkah-langkah tersebut meliputi peningkatan kapasitas pelaku usaha melalui kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, penguatan kerja sama dengan pemerintah pusat dan lembaga pendukung lainnya, serta mendorong peningkatan penggunaan produk-produk dalam negeri.

“Kami ingin memastikan bahwa pelaku UMKM dan IKM di DIY tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu meningkatkan daya saing produknya di tengah tekanan global,” kata Yuna.

Adapun berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, Amerika Serikat menyumbang surplus perdagangan nonmigas nasional sebesar 16,08 miliar dollar AS pada tahun 2024, dari total surplus perdagangan nonmigas sebesar 31,04 miliar dollar AS.

Ekspor utama Indonesia ke AS antara lain berupa garmen, peralatan listrik, alas kaki, dan minyak nabati—kategori yang juga tumpang tindih dengan produk ekspor unggulan DIY.

Meski kebijakan tarif dinilai memberatkan, Yuna menyebut pasar Amerika tetap menjadi peluang yang tidak bisa diabaikan. 

“Indonesia masih memiliki daya saing yang relatif lebih baik dibandingkan beberapa negara lain yang dikenai tarif lebih tinggi. Ini perlu menjadi semangat untuk terus memperbaiki kualitas produk kita,” ujarnya.

Di tengah tantangan pasar AS, Disperindag DIY juga terus mendorong penetrasi pasar baru ke wilayah Eropa, Asia, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Diversifikasi pasar ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada satu mitra dagang utama dan memperkuat ketahanan ekspor daerah.

Langkah Trump ini diperkirakan memicu reaksi balasan dari mitra dagang utama AS, seperti Uni Eropa dan Kanada.

Uni Eropa bahkan telah menyatakan siap mengambil langkah setimpal apabila AS tidak mencabut kebijakan tarif tersebut.

Ekonom Deutsche Bank, Matthew Luzzetti, memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat memicu ketidakpastian global dan memangkas pertumbuhan ekonomi dunia hingga 1 persen dalam beberapa kuartal ke depan.

Dengan dinamika perdagangan global yang semakin tidak pasti, pemerintah di semua level dituntut untuk lebih adaptif dan responsif. 

Bagi DIY, sinergi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah dan memperluas akses pasar bagi produk-produk lokal. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved