Potensi Mikroalga dukung Industri Berkelanjutan: Inovasi Biorefinery di Universitas Gadjah Mada
Mikroalga merupakan organisme mikroskopis yang memiliki peran penting dalam ekosistem perairan.
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Mikroalga merupakan organisme mikroskopis yang memiliki peran penting dalam ekosistem perairan.
Indonesia, dengan kekayaan biodiversitasnya, memiliki keanekaragaman hayati mikroalga yang sangat tinggi, menjadikannya sebagai salah satu hotspot penelitian dan pengembangan mikroalga di dunia.
Penelitian -penelitian yang dilakukan, telah mengidentifikasi ribuan spesies mikroalga yang tersebar di perairan maupun daratan Indonesia.
Keanekaragaman ini menjadikan mikroalga Indonesia sebagai sumber daya alam potensial untuk eksplorasi aplikasi mikroalga dalam berbagai sektor industri.
Beberapa jenis mikroalga memiliki kandungan lipid yang tinggi, sehingga berpotensi sebagai suber bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, carbon neutral, dan berkelanjutan.
Selain itu, mikroalga juga dikenal memiliki kandungan protein, asam lemak esensial dan nutrisi yang tinggi, seperti pada Spirulina, sehingga menjadikan mikroalga sebagai salah satu sumber nutrisi.
Mikroalga juga memiliki berbagai jenis kandungan bioaktif misalnya vitamin, pigmen, atau metabolit sekunder seperti fikosianin, astaksantin, betakarotin atau paramilon yang bisa dimanfaatkan dalam industri farmasi dan penjagaan kesehatan.
Potensi yang besar dari pemanfaatan mikroalga inilah yang melatarbelakangi pendirian Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUIPT) Microalgae Biorefinery Universitas Gadjah Mada.

Pusat Unggulan Iptek ini diprakarsai oleh Pusat Studi Energi UGM dengan dukungan penuh dari Fakultas Teknik, khususnya program studi Magister Teknik Sistem (Metsi) sebagai salah satu pusat pengembangan ilmu multidisipliner di UGM serta Fakultas Biologi.
Baca juga: Ini Tantangan Generasi Z di Era Transisi Energi Menurut Kaprodi MeTSi UGM Prof Arief Budiman
Biorefinery mikroalga merupakan pendekatan terpadu yang memanfaatkan seluruh komponen mikroalga untuk menghasilkan berbagai produk bernilai tambah.
Dalam konsep ini, mikroalga dikembangkan tidak hanya untuk satu jenis produk, tetapi juga untuk menghasilkan bioenergi, makanan, bahan farmasi, serta produk berbasis biopolimer dalam satu sistem produksi yang efisien.
Dengan demikian, konsep biorefinery dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya mikroalga sekaligus mengurangi limbah yang dihasilkan.
Dalam menjalankan misi penelitian dan pengembangannya, selain memanfaatkan laboratorium Bioteknologi di Fakultas Biologi dan Ecoplant di Departemen Teknik Kimia FT UGM, PUIPT Microalgae Biorefinery juga memiliki fasilitas laboratorium lapangan yang terletak di Kalurahan Sendangarum, Kapanewon Mlati, Sleman.
Fasilitas yang diberi nama “Minggir Algae Park” ini memadukan konsep Microalgae Biorefinery dalam skala pilot, dengan dukungan kegiatan riset dan edukasi kepada masyarakat.
Menurut Dr. Nugroho Dewayanto, manajer operasi Minggir Algae Park sekaligus wakil direktur PUIPT Microalgae Biorefinery, saat ini Minggir Algae Park memiliki tiga unit open pond berkapasitas masing-masing 5000 liter, 8 unit photobioreactor, 2 plate and frame filter press untuk pemanenan, serta fasilitas laboratorium lapangan.
UGM Nonaktifkan Mahasiswa Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BUMN |
![]() |
---|
Probiotik Lokal Masih Terlupakan, Prof Trisye UGM: Kesehatan Usus Tak Boleh Diabaikan |
![]() |
---|
98,8 Persen Siswa SMAN 3 Yogyakarta Tembus Perguruan Tinggi Impian, Mayoritas ke UGM |
![]() |
---|
Kunci Efektivitas Program Makanan Bergizi Gratis: Bahan Lokal dan Evaluasi Terukur |
![]() |
---|
Pustral UGM: Pengurangan Subsidi Trans Jogja Bisa Beratkan Masyarakat Rentan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.