Berita Kriminal

Pemuda Asal Gunungkidul Jadi Korban Pembacokan saat Beristirahat di Angkringan di Sleman

Pencurian disertai kekerasan yang terjadi pada Jumat (14/3/2025) dini hari itu dilakukan oleh dua orang berinisial BG (30) dan SP (26)

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
PELAKU PEMBACOKAN - Kanit 4 Satreskrim Polresta Sleman, AKP Eko Haryanto, didampingi Kasihumas Polresta Sleman, AKP Salamun menunjukkan kedua pelaku kasus pembacokan berikut barang bukti di Mapolresta Sleman, Rabu (19/3/2025) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Seorang pemuda asal Semanu, Gunungkidul berinisial LK dibacok celurit oleh dua orang residivis ketika sedang beristirahat di sebuah angkringan, di Jalan Monjali, Kelurahan Sinduadi, Mlati, Kabupaten Sleman.

Bacokan itu mengenai leher sebelah kiri dan telapak tangan sebelah kanan korban.

Pelaku juga merampas handphone korban yang sedang diisi daya, serta mengancamnya dengan memperlihatkan benda menyerupai senjata api revolver yang belakangan diakui korek api. 

Kanit 4 Satreskrim Polresta Sleman, AKP Eko Haryanto, mengungkapkan pencurian disertai kekerasan yang terjadi pada Jumat (14/3/2025) dini hari itu dilakukan oleh dua orang berinisial BG (30) dan SP (26) keduanya warga Mlati dan Depok, Kabupaten Sleman.

Menurut Eko, pascakejadian tersebut, korban LK membuat laporan dan aparat yang sedang melakukan kegiatan patroli rutin yang ditingkatkan, langsung bergerak melakukan penyisiran. 

Polisi berhasil mengendus keberadaan terduga pelaku dan dilakukan penangkapan.

Pelaku BG ditangkap di sebuah rumah kosong timur simpang empat Monjali yang juga dijadikan markas pengamen.

Sedangkan pelaku SP ditangkap di sebuah kos-kosan di Sariharjo, Ngaglik. 

"Pelaku kami tangkap di hari yang sama, saat kejadian," kata Eko, Rabu (19/3/2025). 

LK diduga menjadi korban salah sasaran.

Baca juga: Ngaku Jadi Korban Kejahatan Jalanan di Sleman, Pria Ini Ternyata Melukai Dirinya Sendiri 

Eko menceritakan, pada Jumat (14/3/2025) dini hari itu, korban yang sehari-hari bekerja di Yogyakarta, mau pulang ke Gunungkidul.

Namun karena kelelahan, korban memutuskan untuk mampir di sebuah angkringan yang saat itu sedang tutup.

Korban istirahat sambil mengisi daya handphone.

Tak berselang lama, sekira pukul 00.05 WIB, korban didatangi rombongan empat orang.

Dua orang menunggu, sementara dua orang lainnya mendatangi korban yang lagi istirahat dan langsung menghardik dengan pertanyaan 'kowe sopo ning kene' (siapa kamu kok di sini). 

Korban yang kaget, menjawab 'aku udu sopo-sopo mung leren neng kene' (aku bukan siapa-siapa, hanya istirahat di sini).

Setelah itu, pelaku SP tiba-tiba langsung mengeluarkan celurit dan membacok ke arah korban mengenai bagian leher kiri dan telapak tangan kanan.

Telapak tangan korban terluka karena sempat berusaha menangkis bacokan tersebut.

Pelaku BG juga sempat menunjukkan benda menyerupai senjata revolver diselipkan di pinggang, sebelum akhirnya merampas handphone korban.

Benda menyerupai senjata itu belakangan diakui sebagai korek api. 

"Saat pengejaran, senjata tajam dan senjata menyerupai revolver itu dibuang ke Selokan Mataram, dan kami lakukan pencarian namun tidak ketemu," ujar Eko. 

Eko mengatakan, hasil interogasi petugas terhadap pelaku, mereka mengaku datang rombongan berempat awalnya sedang mencari seseorang yang rumahnya berada di belakang angkringan Monjali.

Namun karena rumahnya kosong, dua pelaku justru mendapati korban sedang istirahat di angkringan sehingga didatangi dan terjadi kekerasan disertai pencurian terhadap korban.

Atas perbuatannya, para pelaku disangka melanggar pasal 365 ayat (2) KUHPidana. 

"Ancaman hukuman penjara paling lama 12 tahun penjara," kata Eko.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved