Antraks di Gunungkidul, BBVet Wates Periksa 10 Sample Tanah dari Lokasi Kandang

BBVet Wates sangat menyayangkan bangkai sapi yang mati akibat Antraks itu tidak dikubur sesuai dengan protap melainkan dibuang ke luweng. 

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM
SAMPEL TANAH: Foto dok BBVet Wates di Jalan Jogja-Wates km 27, Giripeni, Kapanewon Wates Kulon Progo. Merespons temuan antraks pada sapi di Gunungkidul, BBVet Wates memeriksa sampel tanah dari lokasi kandang, Selasa (18/2/2025). 

"Bakteri antraks ini bersifat zoonosis yang bisa menular dari hewan ke manusia. Dan, bisa mengakibatkan kematian," urainya.

Laporan antraks

Sebelumnya diberitakan, Seekor sapi jenis limousin di Dusun Sawah, Tileng, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, dilaporkan positif antraks.

Sekretaris Daerah Kabupaten Gunungkidul Sri Suhartanta mengatakan dari laporan yang diterima pihaknya mulanya sebanyak 3 ekor sapi dan 2 ekor kambing di wilayah tersebut mendadak sakit, kemudian satu sapi di antaranya dilaporkan mati.

"Dari laporan tersebut, dilakukan pengambilan sample pada sapi yang mati dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Yogyakarta, dan hasilnya keluar pada 15 Februari lalu, dan dinyatakan positif antraks," ujarnya pada Senin (17/2/2025).

Dia menuturkan dari hasil laboratorium tersebut, pihaknya terus melakukan pendataan dan tindaklanjut agar penyebaran virus tidak meluas. 

"Sedang mendata ini segera untuk ditangani sebab itukan zoonosis. Kami sudah kontak dinas pertanian untuk segera menindaklanjuti, dan hari ini dibuat laporannya," tutur dia.

Dia menerangkan riwayat temuan antraks ini diketahui dari luar daerah. 

"Untuk langkah dari Pemda sesuai dengan SOP penanganan antraks seperti di Perda jadi harus dilakukan lokalisir terhadap ternak sehat yang ada di wilayah tersebut," paparnya.

Dia menyebut sapi yang mati ini sempat dipindahkan dagingnya namun pihaknya belum bisa memastikan apakah dijual atau tidak.

"Dari laporannya memang sapi dipindahkan setelah mati tadi, tapi tidak tau dijual atau tidak kami belum bisa memastikan, ini sudah kami minta untuk menelusuri dan pelacakan agar tidak menyebar ke manusia, sejauh ini belum sampai terpapar ke manusia," ucapnya (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved