Antraks di Gunungkidul, BBVet Wates Periksa 10 Sample Tanah dari Lokasi Kandang
BBVet Wates sangat menyayangkan bangkai sapi yang mati akibat Antraks itu tidak dikubur sesuai dengan protap melainkan dibuang ke luweng.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL- Balai Besar Veteriner (BBVet) di Wates Kulon Progo masih melakukan pemeriksaan terhadap sepuluh sample tanah di lokasi kandang yang ditemukan antraks di Dusun Sawah, Tileng, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul.
Kepala BBVet Wates Hendra Wibawa mengatakan sample tanah ini diambil untuk memastikan temuan antraks yang mengakibatkan satu ekor sapi mati mendadak, beberapa waktu lalu.
"Pemeriksaan ini untuk mengetahui penyebaran antraks, jadi sample tanah di dekat kandang sudah kami periksa, saat ini masih dalam pemeriksaan," ujarnya saat dikonfirmasi pada Selasa (18/2/2025).
Dia mengatakan selain melakukan pemeriksaan terhadap sample tanah juga melakukan penyemprotan desinfektan di kandang ternak yang berdekatan dengan lokasi awal penemuan antraks.
"Penyemprotan dilakukan menggunakan formalin selama dua hari berturut-turut, sebab masa inkubasi bakteri antraks ini selama 14 hari. Selain itu, kami juga meminta peternak untuk melakukan penyemprotan disinfektan mandiri menggunakan bayclin (pemutih pakaian)", ujarnya.
Bangkai sapi dibuang
Terkait penanganan bangkai sapi yang terkena antraks, BBVet Wates mendapat informasi bahwa sapi mati itu dibuang.
Pihak BBVet Wates sangat menyayangkan bangkai sapi yang mati akibat Antraks itu tidak dikubur sesuai dengan protap melainkan dibuang ke luweng.
"Dari keterangan si pemilik kalau bangkai sapinya tidak dikubur tetapi malah dikasih ke pedagang katanya mau dibuang ke Luweng. Ini kami masih telusuri dibuang atau dijual," terangnya.
Dia mengatakan secara protap sapi yang terkena antraks tidak boleh dibuang sembarangan karena bakterinya bisa cepat menyebar.
Penanganannya harus langsung dikubur dan tidak boleh dibedah atau dipotong.
"Secara harus dikubur di tanah dengan kedalaman 2 meter. Makanya, kami imbau jangan melakukan langkah- langkah sebelum berkoordinasi dengan petugas kesehatan kami. Harus lapor dulu ke petugas di lapangan," tegasnya.
Jangan dijual
Tak hanya itu, dirinya juga meminta masyarakat tidak memperjual belikan daging sapi yang sudah mati apalagi mengonsumsinya.
Atasi Masalah Narkoba, Ini Langkah Pemkab Gunungkidul dan BNNP DIY |
![]() |
---|
Mendekati Puncak Kemarau, BPBD Gunungkidul Sebut Belum Ada Permintaan Droping Air |
![]() |
---|
17 Pegawai Non ASN Gunungkidul Batal Diusulkan Jadi PPPK Paruh Waktu, Ini Kata BKPPD |
![]() |
---|
Hewan Ternak Mati karena Penyakit Menular, 14 Peternak di Gunungkidul Mendapat Kompensasi |
![]() |
---|
Bupati Gunungkidul Dorong KNMP Jadi Pemasok Kebutuhan Lauk di Program MBG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.