Efisiensi Anggaran Promosi Pariwisata, GIPI DIY Khawatir Kunjungan Wisman Turun

Kekhawatiran tersebut muncul setelah adanya efisiensi anggaran di Dinas Pariwisata DIY, yang berakibat tidak adanya kegiatan promosi ke luar negeri.

Tribun Jogja/ Yuwantoro Winduajie
TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN: Foto dok ilustrasi wisatawan mancanegara saat mengunjungi pasar Beringharjo Kota Yogyakarta pada Senin (25/9/2023). GIPI DIY khawatir kunjungan wisman ke Yogyakarta turun. 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Daerah Istimewa Yogyakarta khawatir jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke DIY menurun pada 2025. 

Kekhawatiran tersebut muncul setelah adanya efisiensi anggaran di Dinas Pariwisata DIY, yang berakibat tidak adanya kegiatan promosi ke luar negeri.

Ketua GIPI DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie mengatakan tidak adanya anggaran untuk promosi dari pemerintah memang dilematik. Terutama dalam menjaga posisi DIY sebagai kota pariwisata di Asia dan Eropa.

Pemerintah Daerah DIY disebut hanya memiliki satu agenda promosi melalui MATTA Fair, itupun hanya diikuti oleh satu perwakilan pemerintah dan satu perwakilan industri.

“Sangat bisa, memungkinkan (kunjungan wisman 2025 lebih rendah dari 2024). Perlu kita sadari bersama bahwa kondisi perekonomian dunia pun belum settle. Pada saat kita nggak jaga positioning di negara Asia, yang lain (negara di Asia) cukup agresif melakukan itu (promosi). Makanya kenapa Singapura kalah drastis dengan Thailand,” katanya, Rabu (12/02/2025).

Ia menyebut dinamika pariwisata di Asia cukup tinggi.

Saat ini wisman yang seharusnya datang ke Indonesia justru berbelok ke Thailand dan Vietnam.

Menurut dia, perlu ada evaluasi di tingkat kementerian agar wisman memilih Indonesia, dibanding Thailand dan Vietnam.

“Kalau tidak dicegah, kita kehabisan banyak (wisman) untuk masuk Indonesia. Jangankan ke Jogja, ke Indonesia saja belok (Thailand dan Vietnam). Ini satu yang kami lihat sampai saat ini belum ada kebijakan yang fokus di sisi inbound (wisman),” terangnya.

Di sisi lain, DIY juga perlu menjaga kunjungan wisman dari Singapura dan Malaysia.

Ia berpendapat, Malaysia dan Singapura bukan hanya sebagai negara asal wisatawan, tetapi juga hub yang mampu mendatangkan wisatawan ke DIY.

“Promosi memang menjadi pekerjaan rumah bersama. Kemarin kami sampaikan ke teman-teman stakeholder industri (pariwisata), ada supporting atau tidak dari pemerintah, industri wajib jalan untuk promosi. Karena itu bagian dari menjaga positioning dan eksistensi di market,” ujarnya. 

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadhi mengakui dampak efisiensi anggaran cukup dirasakan, karena tidak bisa memberikan dukungan penuh bagi industri pariwisata.

“Cukup banyak (anggaran yang diefisiensi), masih dihitung. Kami harus betul-betul menentukan prioritas untuk apa saja. Kami memastikan, meskipun potensi anggaran rendah, kami akan optimalisasikan anggaran yang tersedia,” ungkapnya.

“Sehingga kami tekankan ke industri untuk saling berkolaborasi. Meningkatkan partisipasi industri untuk melakukan promosi sesuai kemampuan masing-masing. Kami juga akan melakukan promosi digital dalam skala lebih besar. Promosi digital bisa lebih efisien,” imbuhnya. (maw)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved