Dinas Kesehatan Bantul Catat Ada 88 Kasus DBD di Awal Tahun 2025

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Bantul, Feranose Panjuantiningrum, mengungkapkan sejak 1 Januari  - 6 Februari 2025, terdapat 88 kasus DBD.

Shutterstock
KASUS DBD - Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Bantul, Feranose Panjuantiningrum, mengungkapkan sejak 1 Januari  - 6 Februari 2025, terdapat 88 kasus DBD. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada awal tahun 2025 sudah mencapai puluhan.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Bantul, Feranose Panjuantiningrum, mengungkapkan sejak 1 Januari  - 6 Februari 2025, terdapat 88 kasus DBD.

"Untuk kasus kematian masih menunggu hasil audit," katanya saat dikonfirmasi, Kamis (6/2/2025).

Adapun kasus DBD itu tersebar di 14 kapanewon di Kabupaten Bantul.

Di mana, terdapat tiga kapanewon yakni Kapanewon Bambanglipuro, Piyungan dan Pandak, yang disebut aman atau tidak terdapat kasus DBD.

"Tapi, perlu dipahami bahwa data yang ada saat ini masih bergerak," jelas Feranose.

Adapun penyebab DBD tersebut adalah virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui nyamuk Aedes aegypti.

Baca juga: Kasus Suami Bunuh Istri di Bantul, Polisi Telah Tetapkan Satu Tersangka

Atas kejadian tersebut, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk dapat melaksanakan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 3M Plus) dengan melakukan 3M Plus.

"Adapun 3M plus yang dimaksud yakni pertama melakukan kegiatan menguras, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan/ mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi tempat penampungan air," ucap dia.

Lalu, kedua berupa plus mencegah gigitan nyamuk dengan memasang kasa nyamuk pada ventilasi rumah, menggunakan cairan anti nyamuk oles atau semprot (spray), memberantas jentik nyamuk dengan larvasida di genangan air dan menanam tanaman pengusir nyamuk.

"Dan ketiga mengoptimalkan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dengan melibatkan segenap anggota keluarga untuk berperan sebagai Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di rumah masing-masing, sehingga diharapkan angka bebas jentik meningkat," tandas.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved