Pemkab Bantul Akan Perpanjang Penutupan Pasar Hewan Imogiri Sampai 12 Februari 2025

DKPP Bantul menyebut perpanjangan penutupan pasar akan dilakukan selama dua pekan atau berakhir pada 12 Februari 2025.

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
Personel BPBD Bantul melakukan penyemprotan disinfektan di Pasar Hewan Imogiri Kabupaten Bantul, Selasa (14/1/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul berencana memperpanjang penutupan Pasar Hewan Imogiri. Rencana itu dilakukan mengingat belum adanya penurunan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, menyebut perpanjangan penutupan pasar akan dilakukan selama dua pekan atau berakhir pada 12 Februari 2025.

Sedangkan, sebelumnya, Pasar Hewan Imogiri resmi ditutup selama 14-27 Januari 2025.

"Karena jumlah sapi yang terpapar PMK itu masih bertambah dan yang mati juga bertambah, maka kami rencanakan perpanjang penutupan Pasar Hewan Imogiri itu," kata Joko, Minggu (26/1/2025).

Akan tetapi, hingga Rabu (22/1/20025) lalu, kasus PMK di Kabupaten Bantul tembus 441 sapi sakit, 44 sapi mati, 3 sapi dipotong paksa dan baru 13 sapi yang dinyatakan sembuh.

"Upaya perpanjangan penutupan pasar hewan ini, kami harapkan bisa memutus mata rantai penularan PMK. Jadi, diharapan tidak ada lagi ternak sapi yang sakit apalagi mati karena PMK," urai dia.

Selain itu, Joko berharap kepada para peternak hewan untuk tetap meningkatkan biosekuriti dan kebersihan kandang hewan ternak dengan melakukan desinfeksi secara rutin.

Baca juga: KASUS Pria Kasihan Bantul Gadaikan 20 Sepeda Motor Rental

Kemudian, peternak juga diimbau untuk memberi pakan yang cukup, serta peningkatan imunitas ternak.

Lalu, menghubungi Puskeswan wilayah setempat jika terdapat gejala penyakit pada ternak untuk segera mendapatkan penanganan.

"Dan kami juga sudah memeberikan vaksinasi tahap pertama kepada ternak yang sehat. Pada tahap pertama ini sudah ada sekitar 3.250 dosis yang disuntikkan kepada ternak. Jadi capaiannya suah 87 persen dari total vaksin PMK tahap berikutnya yang mencapai 33.080 dosis," jelasnya.

Kendati demikian, pihaknya juga mendorong partisipasi aktif masyarakat/peternak untuk melakukan pengobatan dan vaksinasi secara mandiri/swadaya.

"Kami juga mengajak masyarakat/peternak untuk rangka meningkatkan kepedulian dan kesadaran terhadap ancaman dan potensi bahaya penyakit hewan menular," tutup dia.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved