Alumni UGM Yogyakarta Lakukan Perjalanan ke Benua Terdingin di Kutub Selatan Bumi

ekspedisi ke Antartika mengantarkan Gerry menjadi orang Indonesia dan ASEAN pertama yang mengikuti program RAE yang sudah berjalan sebanyak 69 kali.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Iwan Al Khasni
Istimewa
Gerry Utama, alumni Fakultas Geografi UGM di Antartika selama Februari - Juli 2024 

Menginjakkan kaki di Antartika bagi sebagian orang mungkin hanya akan menjadi mimpi saja, namun tidak bagi Gerry Utama (31), Alumnus Fakultas Geografi UGM. dia mewujudkan mimpinya melakukan ekspedisi ke antartika selama enam bulan, februari hingga Juli 2024. Gerry datang ke Antartika sebagai bagian dari misi Russian Antarctica Expedition (RAE) yang berlangsung selama Februari—Juli 2024. 

Benua Antartika
Benua Antartika (Pinterest.com)

KETIKA ke Antartika, Gerry saat itu sedang mengikuti program Magister Paleogeografi di Saint Petersburg State University, Russia.

“Sejak awal perkuliahan saya sudah ditawari untuk ikut program tersebut, hanya saja memang saat ikut program tersebut, kami sudah harus tahu akan meneliti apa,” sebut Gerry, Rabu (22/1/2025).

Ia memilih menekuni bidang geomorfologi dan juga memiliki kemampuan dalam membaca radar.

Keikutsertaannya melakukan ekspedisi ke Antartika mengantarkan Gerry menjadi orang Indonesia dan ASEAN pertama yang mengikuti program RAE yang sudah berjalan sebanyak 69 kali.

Ia berangkat bersama dengan tim RAE menggunakan kapal riset Akademik Tyroshnikov milik Rusia. 

Kapal tersebut berlayar selama tiga pekan dan sempat berhenti di Cape Town, Afrika Selatan sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke Antartika

Mobilisasi Gerry dan tim RAE di sana diwajibkan untuk menggunakan helikopter sehingga setiap harinya tim peneliti akan kembali ke kapal.

Ia ditugaskan di Stasiun Mirny, yang merupakan salah satu stasiun pemantauan tertua di Antartika

Riset yang dilakukan Gerry berkaitan dengan rekonstruksi atlas baru wilayah Pulau King George untuk pemerintah Rusia. 

Ia melakukannya dengan menyederhanakan variabel-variabel yang ada menjadi pemetaan geomorfologi yang dapat diimplementasikan dengan karakteristik khusus.

Selain itu, Gerry dan tim juga menemukan sebuah fosil kayu berusia 130 juta tahun lalu.

“Hal ini bisa membuktikan bahwa dulunya Antartika pernah ditutupi tanaman hijau seperti bagian bumi lainnya,” kata alumnus prodi Geografi dan Ilmu Lingkungan, Fakultas Geografi UGM ini.

Kondisi Antartika yang tidak menentu membuat jadwal pekerjaan harus diatur sedemikian rupa.

Menurut Gerry, jam mandi diatur. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved