Jogja Nyawiji, Simbol Harmoni dalam Filosofi Hamemayu Hayuning Bawana

Acara ini dihadiri oleh 392 kalurahan dan 46 kelurahan di DIY, termasuk para lurah beserta anggota jaga warga

Dok.Istimewa
Sri Sultan Hamengku Buwono X saat berpidato di acara Jogja Nyawiji ing Pesta Demokrasi, Sabtu (28/10/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menegaskan posisinya sebagai pusat kebudayaan dan harmoni dengan digelarnya acara Jogja Pandu Peradaban Nusantara Menuju Hamemayu Hayuning Bawana pada Sabtu, 18 Januari 2025, di Graha Pradipta Jogja Expo Center. 

Acara yang diinisiasi oleh Pemda DIY bersama Polda DIY dan berbagai elemen masyarakat ini menjadi simbol rasa syukur atas terciptanya situasi keamanan, ketertiban dan kedamaian di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Kalurahan, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil DIY, KPH Yudanegara, Ph.D., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan dari Jogja Nyawiji ing Pesta Demokrasi, yang sebelumnya digelar pada 28 Oktober 2023. 

Acara ini juga merupakan respons terhadap berbagai agenda nasional, seperti Pemilu Serentak 2024, dan beragam agenda internasional, sosial, serta budaya lainnya yang berlangsung sepanjang tahun.

Ngarsa Dalem (Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X) menyampaikan bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun yang penuh tantangan, terutama dengan adanya pemilihan umum serentak. Oleh karena itu, pamong kalurahan dan pemangku keistimewaan diminta untuk menjaga netralitas serta memberikan rasa damai bagi masyarakat,” ungkap KPH Yudanegara.

Acara ini dihadiri oleh 392 kalurahan dan 46 kelurahan di DIY, termasuk para lurah beserta anggota jaga warga sebagai garda terdepan keamanan di tingkat masyarakat.

Mereka tampil mengenakan busana adat Ngayogyakarta Hadiningrat, memperkuat simbol harmoni dan kebersamaan dalam konteks budaya lokal.

Dalam acara tersebut, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X akan menyampaikan santiaji (wejangan) yang berpusat pada filosofi Hamemayu Hayuning Bawana.

Baca juga: Lahan Eks Teras Malioboro 2 Dikembalikan ke Pemda DIY, Bakal Dibangun Jogja Planning Gallery

Filosofi ini menggarisbawahi pentingnya menjaga keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan melalui tiga prinsip utama. 

Pertama, Rahayuning bawana kapurba waskitaning manungsa, yang menekankan bahwa kesejahteraan dunia bergantung pada manusia yang memiliki ketajaman rasa serta mampu menjalin harmoni dengan alam. 

Kedua, Darmaning manungsa mahanani rahayuning negara, yang menyatakan bahwa tugas manusia adalah menjaga keselamatan dan keberlangsungan negara. 

Ketiga, Rahayuning manungsa dumadi karana kamanungsane, yang menegaskan bahwa keselamatan manusia bersumber dari nilai-nilai kemanusiaannya sendiri. Filosofi ini menjadi pedoman bagi kehidupan yang harmonis dan berkelanjutan.

Menurut Kapolda DIY, Irjen. Pol. Suwondo Nainggolan, keamanan bukan sekadar anugerah, melainkan hasil kerja sama antara masyarakat dan pemerintah. 

"Keamanan adalah investasi penting yang memengaruhi sektor pendidikan, pariwisata, dan ekonomi. Tanpa keamanan, tidak ada orang tua yang akan mengizinkan anaknya belajar di Jogja, atau wisatawan yang datang ke Malioboro,” tegasnya.

Selain sambutan Gubernur DIY dan Kapolda DIY, acara ini juga diwarnai dengan prosesi penyerahan hasil bumi dari lima kabupaten/kota di DIY kepada Gubernur DIY.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved