Penyebab Harga Cabai Rawit Merah di Wilayah Yogyakarta Makin Melejit

Harga cabai di yogyakarta terbaru Rp 100 ribu per kilogram (kg) . kenaikannya terjadi secara bertahap, dari yang awalnya Rp 60 ribu per kg

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
pixabay
Hujan yang terus mengguyur membuat pertumbuhan cabai menjadi tidak maksimal dan hasil panennya pun menurun. 

Dia menyebut naiknya harga cabai rawit dikarenakan berkurangnya pasokan imbas dari cuaca buruk membuat petani  mengalami gagal panen. Kemudian, diikuti masih tingginya permintaan pasar di tengah kurangnya pasokan membuat harga cabai  ikut meroket.

"Penyebabnya dari faktor cuaca tadi, musim hujan  ini banyak petani cabai gagal panen, selain itu permintaan konsumen juga tinggi, akhirnya berlaku hukum pasar ketika permintaan tinggi tidak diikuti ketersediaan menjadikan harga naik signifikan,"tandasnya.

Merata di Wilayah Sleman

Pantauan di sistem informasi harga pangan Kabupaten Sleman, harga rata-rata komoditas cabai rawit merah di angka Rp 93.143 per kilogram. Harga terendah Rp 85 ribu per kilogram di pasar Gamping. 

Sedangkan harga tertingginya bisa menembus Rp 100 ribu per kilogram di pasar Cebongan. Kenaikan cabai ini sudah terjadi sejak sepekan terakhir. 

"Kenaikan harga cabai karena faktor cuaca. Banyak tanaman rusak sehingga produktivitas menurun," kata Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Sleman, Kurnia Astuti, Rabu (8/1/2025). 

Menurut Kurnia, meskipun harga melambung tinggi, namun ketersediaan masih aman, karena suplai cabai yang beredar di Kabupaten Sleman di pasok juga dari luar daerah. Misalnya dari Wonosobo, Karanganyar hingga Kopeng. 

"Suplai cabai kita (di Sleman) saat ini banyak yang berasal dari luar sleman. Karena cabai Sleman juga banyak yang keluar karena kualitas bagus dan harga mahal," ujar dia. 

Plt. Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman, Suparmono mengamini bahwa kenaikan harga cabai rawit merah yang melambung tinggi di pasaran disebabkan karena faktor cuaca. Menurut dia, curah hujan tinggi menyebabkan banyak pertanaman cabai petani yang siap panen maupun sudah panen belum habis terkena serangan busuk batang dan layu fusarium. 

"Sehingga mengalami gagal panen atau puso. Varietas yang ditanam petani kebanyakan jenis cabai anti virus secara karateristik tanamannya tidak tahan air yang berlebihan sehingga mempercepat kerusakan pertanaman. Ini terjadi hampir di semua sentra cabai," katanya.

Di tingkat pasar lelang, harga cabai rawit ori di Kabupaten Sleman disebut masih di kisaran harga Rp 83 ribu per kilogram. 

Adapun perolehannya, di tengah kondisi cuaca seperti ini tiap malam berkisar antara 400-500 kilogram. Jumlah tersebut terserap semua untuk kebutuhan pasar lokal. 

Dinas Terima Laporan Gagal Panen

Lonjakan harga komoditas cabai pada awal 2025 ini, terjadi juga di sejumlah pasar tradisional di Kota Yogyakarta.

Selaras data dari Dinas Perdagangan Kota Yogya, banderol cabai jenis rawit merah per 6 Januari 2025 sudah menyentuh Rp100 ribu per kilogram.

Peningkatan harga pun terasa sangat signifikan, lantaran pada akhir Desember 2024 lalu, banderolnya masih sekitar Rp65 ribu per kilogram.

Selain dampak cuaca ekstrem akibat musim hujan, lonjakan banderol cabai juga ditengari oleh serangan hama yang belakangan marak terjadi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved