Pemkot Yogyakarta Patok Target Masalah Persampahan Tuntas pada April 2025

Target diyakini bisa terealisasi, seiring dengan deretan sarana pengolahan sampah yang diperkirakan dapat dioptimalkan selama awal tahun ini.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Seorang pengendara bermotor tampak melintasi tumpukan sampah di Depo Kotabaru, Kota Yogya, Kamis (21/11/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mematok target dapat menyelesaikan masalah persampahan pada kisaran bulan April 2025 mendatang.

Target diyakini bisa terealisasi, seiring dengan deretan sarana pengolahan sampah yang diperkirakan dapat dioptimalkan selama awal tahun ini.

Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko, mengungkapkan volume sampah hariannya saat ini masih berada di kisaran 245 ton.

Menurutnya, unit-unit pengolahan sampah yang kini dimiliki Pemkot Yogya, sudah mampu menangani sebagian besar produksi limbah tersebut.

"Misalnya, (insinerator) di Giwangan mampu mengolah 30 ton sampah per hari. Kemudian, di Sitimulyo ada insinerator juga 30 ton dan RDF 25 ton per hari, lalu TPS 3R Nitikan 55 ton, TPS Kranon 25 ton dan TPS Karangmiri 15 ton," katanya, di sela rapat kerja dengan Komisi C DPRD Kota Yogya, Selasa (7/1/2025).

Tidak berhenti sampai di situ, Pemkot Yogyakarta juga bekerjasama dengan pihak swasta untuk menegelola 45 ton sampah per hari, sehingga sisa yang belum terolah hanya sekitar 20 ton.

Baca juga: Percepat Penanganan Masalah Sampah, Komisi C DPRD Kota Yogya Usulkan Pokja Legislatif-Eksekutif

Haryoko pun tidak menampik, sisa sampah yang belum terkelola itu menyebabkan adanya tumpukan di depo, karena menanti jadwal pengolahan.

Akan tetapi, melalui alokasi APBD 2025, Pemkot Yogyakarta bakal melakukan pengadaan tiga unit insinerator atau mesin pembakar sampah sekaligus.

Alhasil, mesin yang rencananya akan ditempatkan di Sitimulyo tersebut, diyakini bisa menekan tumpukan sampah di depo-depo di Kota Yogya.

"Tiga alat itu sudah dalam proses pengadaan dan rencananya sudah bisa diujicobakan pada Maret besok. Sehingga, April memang target sampah tertangani," ucapnya.

Lebih lanjut, Haryoko menjelaskan, DLH saat ini juga sedang menyusun skema pengangkutan sampah dari rumah tangga melalui penggerobak atau transporter.

Mulai bulan April nanti, seluruh kemantren akan memiliki petugas pengangkut sampah yang berfungsi menyambungkan rumah tangga dan depo.

"Jadi, nanti mereka ada dua tugas, yaitu untuk mendistribusikan sampah dari wilayah ke depo serta memungut retribusi di rumah tangga," jelasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved