Musim Penghujan, Dinkes Bantul Ajak Masyarakat Waspadai Sebaran Penyakit DBD dan Leptospirosis

Kepala Dinkes Kabupaten Bantul, Agus Tri Widiyantara, mengatakan, dua penyakit itu berpotensi bertambah pada saat musim penghujan.

Dok. Istimewa
Leptospirosis 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul mengimbau kepada masyarakat untuk tetap mewaspadai sebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Leptospirosis selama musim penghujan tiba. 

Kepala Dinkes Kabupaten Bantul, Agus Tri Widiyantara, mengatakan, dua penyakit itu berpotensi bertambah pada saat musim penghujan.

Di mana, akan terdapat genangan air yang berpotensi menyebabkan penularan kasus tersebut.

"Yang pertama terkait masalah DBD, itu terjadi dikarenakan intensitas curah hujan yang relatif tinggi. Jadi, ada genangan air yang berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk lebih banyak. Terutama yang berada di luar ruangan. Itu cukup sulit dikendalikan," ucapnya kepada awak media, Jumat (20/12/2024).

Kemudian, untuk kasus leptospirosis berpotensi terjadi pada manusia dikarenakan terkontaminasi  bakteri Leptospira dari hewan perantara.

Satu di antara hewan perantara itu adalah tikus.

Artinya, apabila masyarakat itu tinggal atau beraktivitas di wilayah banjir yang terdapat tikus, maka berpotensi mengalami kasus leptospirosis.

Agus turut menyampaikan bahwa di Kabupaten Bantul pada saat ini terdapat peningkatan kasus DBD.

Pihaknya mencatat, pada tahun 2023, kasus DBD hanya mencapai 136 kasus. Sedangkan memasuki penghujung akhir tahun 2024, kasus DBD di Bumi Projotamansari tembus 582 kasus. 

Selanjutnya, pada 2023 nihil kasus orang yang meninggal dikarenakan DBD.

Sedangkan, pada 2024 terdapat empat orang yang meninggal diduga dikarenakan terkena DBD. 

"Jadi, memang peningkatannya cukup signifikan. Dibandingkan 2023, pada 2024 ini peningkatan kasus DBD sudah tida kali lipat. Dan sebernarnya, di daerah lain, pada 2024 ini, kasus DBD juga cukup meningkat, sehingga tidak hanya di Kabupaten Bantul saja," ucap dia.

Baca juga: VIRAL Sebuah Rumah di Pundong Berpotensi Terancam Longsor, BPBD Bantul: Itu Kejadian Tahun 2019

Di sisi lain, untuk kasus leptospirosis pada 2024 ada penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Di mana, selama tahun 2023, terdapat 147 kasus Leptospirosis.

Sedangkan, memasuki akhir tahun 2024 ini, baru ada 56 kasus Leptospirosis.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved