Liputan Khusus

Kisah Guru Honorer Mengabdi Hanya Dengan Gaji Rp700 Ribu

Gaji Rp700 per bulan yang diterimanya saat ini membuatnya harus mencari pekerjaan tambahan demi mencukupi kebutuhan hidup

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
ist
ilustrasi: Sekolah 

"Kalau kondisinya sudah berkeluarga, dengan pendapatan sekarang yang seperti ini, ya harus kuat-kuat, ikat pinggang kencang-kencang lah," jelasnya.

Ardian menggantungkan harapan pada Presiden Prabowo, yang menggembar-gemborkan wacana peningkatan gaji guru. Ia berharap, kesejahteraan bisa benar-benar merata dirasakan seluruh guru, termasuk honorer, baik di sekolah negeri maupun swasta.

"Kalau bisa, guru swasta (dijadikan) PPPK juga tidak apa-apa, malah bagus. Tapi, kalaupun nggak bisa, ya setidaknya ada upaya lain," ungkapnya.

"Setidaknya ada pendapatan layak yang diberikan. Kalau gaji nggak bisa naik, ya mungkin bisa diberikan insentif untuk guru honorer," lanjut Ardian.

Rubi, mantan guru honorer di Yogyakarta yang kini sudah menyandang status PPPK, merasakan betul jurang kesenjangan tersebut. Ia tidak memungkiri, untuk menjadi PPPK, guru harus berjuang ekstra keras, lantaran persaingan yang cenderung sengit di proses seleksi.

"Ya karena persaingannya memang seketat itu, pernah merasakan pahitnya nggak lolos juga," jelasnya.

Ia menyebut, kehidupannya bersama keluarga perlahan semakin membaik sejak diterima sebagai guru PPPK beberapa tahun lalu. Hanya saja, Rubi tidak melupakan masa-masa berat menekuni profesi guru honorer selama lebih dari empat tahun, yang membuatnya nyaris putus asa.

"Sempat berpikir, apa kerja yang lain saja ya, karena memang gajinya nggak cukup buat hidup. Semoga ini jadi perhatian pemerintah," jelasnya.

Ikhlas

Di Kulon Progo, salah satu tenaga pengajar jenjang SMP berinisial B menyebut bahwa guru honorer merupakan rekan sesama pengajar yang layak mendapatkan tambahan gaji. Ia menilai, perjuangan mereka sudah sangat luar biasa.

B sendiri sudah 20 tahun mengabdi sebagai guru. Meski begitu, ia mengawali kariernya sebagai guru berstatus kontrak. "Baru tahun 2008 saya menjadi guru ASN (Aparatur Sipil Negara) lewat pengangkatan," ujarnya.

B mengaku gajinya saat ini memang sudah lebih dari Rp2 juta karena masa kerjanya yang lama. Namun diperlukan waktu cukup lama untuk bisa mencapai nominal tersebut. Menurutnya, kenaikan gaji guru hanya di kisaran 5 persen dalam jangka waktu 5 tahun. 

Artinya, kenaikannya terbilang rendah, tak sebanding dengan nilai kebutuhan pokok yang terus meningkat. "Apalagi bagi guru honorer, yang sebulan hanya mendapat Rp200 ribu sampai Rp300 ribu, bahkan ada yang hanya Rp150 ribu," jelas B.

Padahal B mengatakan tugas guru tak hanya saat berada di sekolah. Sebab saat selesai mengajar, para guru harus mempersiapkan materi hingga berbagai peralatan yang dibutuhkan untuk mengajar keesokan harinya.

Belum lagi jika berhadapan dengan masalah-masalah yang dialami para pelajar. Seperti mereka mereka yang membolos bahkan memutuskan berhenti sekolah karena berbagai alasan, salah satunya karena ekonomi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved