KISAH Marsinem Warga Kulon Progo Menunggu Air Bersih di Sumur yang Nyaris Mengering

Marsinem (65), warga Padukuhan Sangon I, Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap. Saat ini ia hanya bisa mengandalkan air dari sumur

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
Marsinem, warga Padukuhan Sangon I, Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, Kulon Progo saat mengambil air dari sumur yang mengering pada Kamis (17/10/2024) 

Menurut Marsinem, wilayahnya kerap mendapatkan bantuan air bersih di musim kemarau. Namun bantuan tersebut tak setiap hari datang, sehingga warga harus memutar otak agar kebutuhan airnya tetap terpenuhi.

"Yang jelas kami berharap musim hujan segera datang agar air di sumur bisa lebih banyak," katanya.

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, Kalirejo merupakan 1 dari 4 kalurahan yang terdampak kekeringan di musim kemarau ini. Di Sangon I sendiri, ada 61 warga yang terdampak.

Kepala BPBD Kulon Progo, Taufiq Prihadi mengatakan pihaknya sudah mengusulkan perpanjangan Status Tanggap Darurat Kekeringan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab). Usulan tersebut sudah disetujui.

"Status Tanggap Darurat Kekeringan diperpanjang selama sebulan sampai akhir Oktober ini," kata Taufiq.

Secara keseluruhan, terdapat 4.269 warga terdampak kekeringan tersebar di 7 kapanewon. Selain Kokap, terdapat Kapanewon Girimulyo, Kalibawang, Nanggulan, Panjatan, Pengasih, dan Samigaluh.

Adanya perpanjangan Status Tanggap Darurat Kekeringan membuat BPBD Kulon Progo bisa memanfaatkan Belanja Tak Terduga (BTT) untuk program distribusi air bersih. Sejauh ini, sebanyak 289 tangki telah disalurkan, masing-masing berisi 5 ribu liter air.

"Selain dari BPBD, distribusi air bersih juga dilakukan oleh berbagai instansi hingga pihak swasta," jelas Taufiq.(alx)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved