Liputan Khusus

Kotagede dan Umbulharjo Rawan Terdampak Gempa Megathrust

Hasil penelitian menunjukkan dua kemantren di Kota Yogyakarta masuk kategori rawan terdampak gempa megathrust, yakni Kotagede dan Umbulharjo

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
Ist
Ilustrasi : Gempa 

"Karena kami tidak bisa mendatangi satu per satu. Maka kami gelar sosialisasi ini, tujuannya supaya materi bisa benar-benar sampai ke bawah," jelasnya.

Data BPBD, sejauh ini sudah ada 169 kampung tangguh bencana (KTB) yang terbentuk di Kota Yogya. Masing-masing telah diberi edukasi dan pelatihan kebencanaan, khususnya terkait gempa bumi. Hal ini dianggap akan memudahkan mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Kelompok rentan

Pemkot Yogya bersama BMKG belum lama ini juga mensosialisasikan mitigasi risiko gempa megathtrust bagi kelompok rentan dan kader perempuan di wilayahnya. Melalui kegiatan tersebut, para peserta dari Kader PKK, disabilitas dan relawan diharapkan bisa melakukan mitigasi bencana gempa megathrust, baik sebelum, saat, maupun setelah kejadian.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perlindungan Perempuan (P3) DP3AP2KB Kota Yogya, Ria Rinawati, mengatakan, berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI), Kota Yogya masuk kategori sedang dengan skor 69.46. Selain itu, Kota Yogya memiliki tujuh potensi ancaman bencana, antara lain banjir, cuaca ekstrim, wabah penyakit, kegagalan teknologi, kekeringan meteorologi,  gempa bumi, serta letusan gunung api. 

"Ini menjadi perhatian bersama, agar kelompok rentan dan kader perempuan di wilayah Kota Yogya dapat menanggulangi dan paham cara antisipasi jika terjadi bencana di kemudian hari," katanya.

Sementara itu, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY membentuk satuan tugas (satgas) bencana alam. Satgas tersebut dibentuk agar industri perhotelan siap menghadapi bencana. Apalagi, setelah ada isu megathrust dan gempa bumi di Gunungkidul beberapa waktu lalu.

Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan satgas bencana alam merupakan upaya PHRI DIY untuk meyakinkan wisatawan bahwa hotel di DIY siap memberikan keamanan dan kenyamanan. Itulah sebabnya, PHRI DIY menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY untuk memberikan pelatihan dalam menghadapi bencana.

Ia menerangkan satgas bencana alam PHRI DIY akan melakukan verifikasi anggota untuk melihat apakah hotel maupun penginapan sudah dilengkapi tanda evakuasi, petunjuk lainnya atau belum. Termasuk, kesiapan hotel dan penginapan dalam menyiapkan tangga. Hal tersebut perlu disiapkan sebelum mengikuti pelatihan. Sehingga, SDM yang ada di industri perhotelan benar-benar siap dalam menghadapi bencana.

“Memang benar-benar harus disiapkan, sehingga jika terjadi bencana itu tidak gagap. Tidak dapat dipungkiri bencana bisa terjadi, tetapi paling tidak, sudah bisa mengantisipasi. Supaya wisatawan juga tahu kalau penanganan, pencegahan, dan evakuasi di hotel-hotel di DIY sudah terlatih,” terangnya.
 
Saat ini, baru sekitar 25 persen hotel di DIY yang mengikuti pelatihan bencana alam. Ia berharap secara bertahap seluruh hotel bintang dan non bintang di DIY bisa mengikuti pelatihan bencana alam. (aka/maw)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved