Senin Malam, Gunung Merapi Teramati Luncurkan Awan Panas Guguran Sejauh 1,2 Kilometer

Berdasarkan pengamatan BPPTKG Yogyakarta, awan panas meluncur ke arah barat daya atau Kali Bebeng, Senin (23/9/2024) malam.

|
Dok. BPPTKG Yogyakarta
Gunung Merapi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah meluncurkan awan panas guguran sejauh 1,2 kilometer pada Senin (23/9/2024) pukul 19.52 WIB 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gunung Merapi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah meluncurkan awan panas guguran sejauh 1,2 kilometer pada Senin (23/9/2024) pukul 19.52 WIB.

Berdasarkan hasil amatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, awan panas meluncur ke arah barat daya atau Kali Bebeng.

Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan.

"Terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi dengan amplitudo maks 52 mm, durasi 118 detik, estimasi jarak luncur 1200 m ke arah barat daya. Arah angin ke utara. Visual Gunung Merapi berkabut," ungkap Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso dalam keterangannya.

Lebih lanjut, sepanjang periode pengamatan pukul 12.00 hingga 18.00 WIB, cuaca di sekitar Merapi dilaporkan mendung dengan angin tenang bertiup ke arah barat, suhu berkisar antara 18 hingga 24°C, serta kelembaban udara mencapai 65-98 persen. 

Visual gunung didominasi oleh kabut tebal, sehingga asap kawah tidak teramati.
Dalam laporan kegempaan, tercatat sebanyak 31 kali gempa guguran dengan amplitudo antara 3 hingga 23 mm dan durasi 31,7 hingga 179,5 detik. 

Potensi bahaya yang diwaspadai saat ini adalah guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya yang dapat berdampak pada aliran sungai seperti Boyong (maksimal 5 km), Bedog, Krasak, dan Bebeng (maksimal 7 km). 

Sementara itu, pada sektor tenggara, Sungai Woro berpotensi terdampak hingga 3 km, dan Sungai Gendol hingga 5 km.

Selain itu, material vulkanik bisa terlempar hingga radius 3 km jika terjadi letusan eksplosif.

Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di dalam zona bahaya dan tetap waspada terhadap bahaya lahar serta awan panas guguran (APG), terutama saat hujan. 

Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk mengantisipasi dampak abu vulkanik yang dapat mengganggu kesehatan dan aktivitas sehari-hari.

BPPTKG akan terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik Merapi, dan jika terjadi perubahan signifikan, status aktivitas gunung ini akan segera ditinjau ulang. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved