Cerita Qonitah, Atlet Asal Kulon Progo Sukses Raih Medali Perak di Paralimpiade Paris 2024

Qonitah sukses meraih medali perak pada ajang kelas dunia sekaligus mengharumkan nama Indonesia, dan khususnya Kulon Progo. 

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
Tribunjogja.com/Alexander Ermando
Qonitah Ikhtiar Syakuroh, atlet paralimpik asal Kulon Progo yang mewakili Indonesia di Paralimpiade 2024 Paris. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Keluarga Qonitah Ikhtiar Syakuroh menyambut gembira capaian sang atlet di ajang Paralimpiade Paris 2024.

Bagaimana tidak, Qonitah sukses meraih medali perak pada ajang kelas dunia sekaligus mengharumkan nama Indonesia, dan khususnya Kulon Progo

Paralimpian asal Padukuhan Soropati, Kalurahan Hargotirto, Kapanewon/Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut turun di cabang badminton tunggal putri pada kategori woman single standing lower (WS SL) 3.

Melansir dari kompas.com, gadis 23 tahun itu menghadapi pebulu tangkis Xiao Zuxian asal China di partai puncak Paralimpiade Paris 2024.

“Qonitah bisa bertahan sampai saat ini. Meski belum yang tertinggi, kami orangtua sangat puas atas usahanya. Dari awal Qonitah sudah bersusah payah untuk meraih nomor satu,” kata Taufik (52), ayah dari Qonitah, Senin (2/9/2024), dikutip Tribun Jogja dari kompas.com.

Meski tak bisa mendukung langsung Qonitah ke Paris, orangtua dan warga kampung menyaksikan dan mendoakan perjuangan Qonitah dari jauh.

Warga kampung Taufik mengemas bangunan PAUD Taoge di depan rumahnya yang dijadikan arena nonton bareng.

Taufik meletakkan televisi layar datar 21 inchi yang dipinjam dari tetangga, juga loud speaker.

Puluhan warga Soropati berkumpul di sana, duduk beralaskan tikar, ketika menyaksikan warga mereka di televisi sedang berlaga.

Keriuhan bergema di ruangan begitu kamera menyorot sosok Qonitah.

Baca juga: Kisah Jatuh-Bangunnya Qonitah, Atlet Paralimpik Kulon Progo yang Berhasil Tembus Paralimpiade

Kemudian, tepuk tangan, sorak sorai, teriak takut, keluh gemas, silih ganti terdengar di dalam ruang PAUD ini.

Mereka tidak kecewa meski Qonitah tidak memetik emas.

Bahkan, warga yang hadir menutup nobar dengan makan bakmi goreng bersama. 

Alhamdulilah. Tidak menyangka saja, seorang anak dari pegunungan dengan fisik seperti itu bisa ikut event dunia. Bersyukur alhamdulilah,” kata Rumini, ibu dari Qonitah.

Sebelum berlaga, Qonita memang mengabarkan keberhasilannya menembus partai puncak cabor bulu tangkis Paralimpiade paris 2024.

Ia menelepon Rumini tidak lama usai pertandingan.

Qonita yang sempat diwawancara via panggilan video mengaku sangat bersyukur dan senang bisa bertanding di Paralimpiade.

Ia merasakan suasana perjuangan yang luar biasa hingga sampai ke final.

“Saya bermain enjoy, tenang, dan percaya diri berserah diri karena hasil akhir Tuhan yang menentukan,” kata Qonitah.

Namun, akhirnya ia harus mengakui keunggulan Xiao.

Partai final badminton WS SL 3 di Paris ini merupakan pertemuan antara peringkat satu dan peringkat dua dunia versi BWF Para.

Xiao yang ranking dua dunia menang 14-21 dan 20-22 atas Qonitah. 

“Mungkin karena saya kurang siap menerima bolanya saja, meski sebenarnya saya yakin,” kata Qonita kepada wartawan via panggilan video.

Sosok Qonitah

Qonitah merupakan atlet kelahiran Kulon Progo pada 2001. Ia bertanding di WS SL 3.

Pada nomor tersebut, atlet bertanding setengah lapangan.

SL 3 adalah klasifikasi untuk atlet dengan keterbatasan pada salah satu atau kedua kaki yang membuat hilang keseimbangan baik saat berjalan maupun berlari. 

Qonitah memiliki keterbatasan pada kedua kakinya. Ia berdiri dengan punggung kaki sehingga tidak bisa berjalan dengan normal.

Qonitah Ikhtiar Syakuroh saat meraih juara di Inggris.
Qonitah Ikhtiar Syakuroh saat meraih juara di Inggris. (Dok. Istimewa)

Sejak lahir, dia menderita Congenital Talipes Equinovarus (CTEV) atau kaki pengkor yang membuat dirinya tidak bisa dengan mudah melangkah maju, mundur, apalagi ke samping.

Selain itu, mudah sekali kaki saling terbentur saat melangkah. Penyuka mi ayam ini mulai bersinar sejak mengenal bulu tangkis pada masa sekolah dulu.

Ia sering ikut kompetisi. Berbagai macam kejuaraan nasional dan internasional disabet dari bulu tangkis.

Medali dan piala dikoleksinya dalam sebuah lemari dalam ruang tamu rumah Taufik di Soropati.

Hingga akhirnya mengikuti pemusatan latihan di Surakarta. Alhasil, ia berhasil mencapai final di Paralimpik.

Semua berkat doa dan usaha.

Rumini, Sang Ibu, menceritakan Qonitah setiap saat meminta dukungan ayah dan ibunya lewat obrolan HP.

Sesekali ada muncul emoji “kangen” untuk ibunya.

Sebelum bertanding, ia selalu berpesan meminta restu dan doa.

“Dia selalu telepon. Minta doa. Doain mau tanding. Begitu terus. (Dia juga selalu menelepon) setelah selesai bertanding,” kata Rumini.

( kompas.com )

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Qonitah, Atlet Badminton Asal Bukit Menoreh, Sabet Medali Perak di Paralimpiade Paris 2024"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved