GIPI DIY Sebut Kunjungan Wisatawan Mancanegara Cenderung Turun pada Agustus 2024

Perkembangan wisatawan mancanegara ke Daerah Istimewa Yogyakarta masih cukup bagus, meskipun pada Agustus 2024 ini belum sebaik tahun 2023.

Tribun Jogja/ Yuwantoro Winduajie
Sejumlah wisatawan mancanegara saat mengunjungi pasar Beringharjo Kota Yogyakarta pada Senin (25/9/2023) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie, mengatakan perkembangan wisatawan mancanegara ke Daerah Istimewa Yogyakarta masih cukup bagus, meskipun pada Agustus 2024 ini belum sebaik tahun 2023.

“Juni, Juli cukup bagus, Agustus harusnya lebih tinggi. Tetapi ini sudah mau akhir Agustus, tetapi belum sebanyak Agustus tahun lalu. Meskipun selisihnya nggak seberapa, tetapi kan harapan kami bisa naik,” katanya, Rabu (28/08/2024).

Ia melihat kemajuan destinasi lain di Indonesia sudah berkembang. Di sisi lain, posisi Indonesia telah digeser oleh Vietnam.

Menurut dia, negara-negara di Asia Tenggara sekarang sudah mulai berbenah, sehingga lebih menarik untuk dikunjungi.

“Sekarang itu rangking pertama Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, baru Indonesia. Sehingga kita harus melakukan inovasi agar bisa berkompetisi di Asia Tenggara,” terangnya.

Menurut dia, destinasi wisata di DIY khususnya, dan Indonesia pada umumnya harus mengikuti tren pariwisata.

Baca juga: Ada Konektivitas Udara Thailand-YIA, BOB Berharap Ada Percepatan Pertumbuhan Wisatawan 

Jika tidak mengikuti tren pariwisata, maka destinasi wisata Indonesia, termasuk DIY bisa ditinggalkan wisatawan.

Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah memperkirakan tren pariwisata 2024, seperti bleisure (business and leisure), deep experience, wellness, dan lainnya.

Ia menilai prediksi tren pariwisata 2024 memang sudah benar. Hanya saja tren tersebut tidak implementasikan ke destinasi.

“Data itu kan sign (tanda) yang diberikan market ke kita. Kalau kita nggak merespon dengan perubahan, ya pasti akan semakin ditinggal,” bebernya.

Bobby menambahkan promosi pariwisata ke luar negeri harus semakin masif. Sayangnya keterbatasan anggaran dari pemerintah membuat promosi ke luar negeri kurang.

“Promosi pasti harus dilakukan, tetapi kan kadang terkendala dengan anggaran,” imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved