Ada Konektivitas Udara Thailand-YIA, BOB Berharap Ada Percepatan Pertumbuhan Wisatawan 

Penerbangan langsung juga harus memikirkan keterisian pesawat, sehingga ada keberlanjutan.

TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
Aktivitas di Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) di Kapanewon Temon, Kulon Progo, belum lama ini. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Belum lama ini, InJourney melakukan penandatangan Nota Kesepahaman konektivitas udara dengan Thai Airway.

Dengan kolaborasi tersebut, Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB), Agustin Peranginangin, berharap dapat mempercepat pertumbuhan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

“Thailand merupakan negara dengan kunjungan wisatawan mancanegara yang cukup besar. Sehingga konektivitas Bangkok dengan Kawasan Pariwisata Borobudur melalui YIA diharapkan tidak hanya membawa warga Thailand namun juga warga lain yang sudah berkunjung ke Thailand,” katanya, Jumat (23/08/2024).

Pihaknya belum bisa memperkirakan prosentase peningkatan wisatawan setelah kolaborasi tersebut.

Sebab, penerbangan langsung Thailand ke Bandara YIA masih berproses.

“Mengingat belum reguler, sehingga ketersediaan kursi penumpang belum dapat diprediksi. Harapannya bagaimana ketersediaan konektivitas ini menguntungkan kita dari sisi jumlah penumpang maupun belanja,” sambungnya.

Menurut dia, promosi yang kuat sangat diperlukan. Tujuannya agar keterisian penumpang dapat tercapai.

Baca juga: Kasus Penganiayaan di Jogja Terinspirasi Kasus Vina Cirebon, Enam Pelaku Masih Buron

Sehingga, dari sisi penerbangan juga mendapatkan keuntungan, sementara Indonesia juga diuntungkan dengan kehadiran wisatawan mancanegara.

Sebelumnya, Plh Ketua Association Of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) DIY, Edwin Ismedi Himna, menjelaskan penerbangan langsung dapat memangkas ongkos perjalanan sekitar 30-40 persen dibandingkan dengan transit.

Angka yang cukup besar dan akan semakin menggairahkan pariwisata DIY.

Kendati demikian, penerbangan langsung juga harus memikirkan keterisian pesawat, sehingga ada keberlanjutan.

Sehingga, dari kedua belah pihak harus sama-sama melakukan promosi yang masif.

“Ini nggak bicara Jogja aja, kepentingan load factor juga harus dipikirkan. Inbound dan outbound juga harus dipikirkan. Jangan hanya mengharapkan mereka (Thailand) masuk, tetapi juga dari Jogja ke Thailand, biar sama-sama dua jalur terisi,” jelasnya.

“Artinya nanti pihak ASITA, industri, bersama-sama pemerintah melakukan promosi yang masif. Promosi Jogja di Thailand juga dilakukan, dan Thailand di Jogja. Harapannya leisure dan pilgrim bisa sama-sama dikembangkan,” imbuhnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved