Mengapa Ketiak Masih Bau Meski Sudah Menggunakan Deodoran? Ternyata Ini Sumber Masalahnya
Bau ketiak meskipun sudah menggunakan deodoran bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari mikroflora kulit, jenis deodoran yang digunakan
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Bunga Kartikasari
TRIBUNJOGJA.COM - Tribunners, pernahkah Anda bertanya-tanya kenapa ketiak bau meski sudah pakai deodoran atau tawas?
Bau ketiak meskipun sudah menggunakan deodoran bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari mikroflora kulit, jenis deodoran yang digunakan, hingga gaya hidup dan kondisi kesehatan.
Dikutip Tribunjogja.com dari berbagai jurnal, ketiak yang berbau meski sudah menggunakan deodoran adalah masalah yang cukup umum dialami oleh banyak orang.
Meskipun deodoran dirancang untuk mengontrol bau badan, terkadang efektivitasnya dapat terganggu oleh berbagai faktor.
Artikel ini akan menjelaskan beberapa alasan ilmiah yang mendasari masalah ini, dengan referensi dari jurnal kesehatan.
1. Perubahan Mikroflora Kulit
Ketiak merupakan rumah bagi banyak mikroorganisme, termasuk bakteri.
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Investigative Dermatology, beberapa jenis bakteri di ketiak, seperti Corynebacterium, dapat memecah keringat menjadi asam yang berbau.
Jika deodoran tidak dapat mengendalikan populasi bakteri ini, bau tidak sedap tetap akan muncul meskipun sudah digunakan secara rutin.
Baca juga: TIPS dan Cara Memberi Tahu Teman yang Bau Ketiak, Lihat Situasi dan Niatkan dengan Tulus
2. Jenis dan Kualitas Deodoran
Tidak semua deodoran dibuat sama. Beberapa deodoran mungkin tidak mengandung antiperspirant, yang berfungsi mengurangi produksi keringat.
Studi dalam Journal of the American Academy of Dermatology menyebutkan bahwa deodoran tanpa antiperspirant mungkin kurang efektif dalam mengendalikan bau, terutama jika seseorang berkeringat lebih banyak.
Selain itu, bahan aktif dalam deodoran juga dapat mempengaruhi seberapa baik deodoran bekerja pada individu tertentu.
3. Resistensi Terhadap Bahan Aktif Deodoran
Mirip dengan resistensi antibiotik, penggunaan deodoran yang sama secara terus-menerus dapat membuat bakteri di ketiak "kebal" terhadap bahan aktif tertentu.
Artikel di Dermatology Reports menunjukkan bahwa bakteri bisa beradaptasi dengan lingkungan yang penuh dengan bahan kimia tertentu, membuat deodoran kurang efektif dalam jangka panjang.
4. Faktor Gaya Hidup dan Diet
Makanan yang kita konsumsi dan gaya hidup kita dapat mempengaruhi bau tubuh.
Menurut penelitian yang diterbitkan di Journal of Chemical Senses, makanan seperti bawang putih, daging merah, dan makanan pedas dapat mempengaruhi bau keringat.
Diet yang kaya akan makanan ini dapat membuat ketiak berbau, bahkan jika Anda menggunakan deodoran.
5. Kondisi Medis Tertentu
Ada beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan bau badan yang sulit diatasi dengan deodoran biasa.
Misalnya, kondisi seperti hyperhidrosis (produksi keringat berlebih) dan bromhidrosis (bau badan berlebih) dapat membuat deodoran tidak cukup efektif.
Studi yang dipublikasikan di Clinical Dermatology menyatakan bahwa orang dengan kondisi ini sering kali memerlukan perawatan medis tambahan selain penggunaan deodoran.
6. pH Kulit
pH kulit juga mempengaruhi seberapa efektif deodoran bekerja. Kulit yang terlalu asam atau terlalu basa dapat mempengaruhi kinerja deodoran.
Menurut sebuah studi dalam International Journal of Cosmetic Science, deodoran bekerja paling efektif pada kulit dengan pH netral.
Jika pH kulit terganggu, efektivitas deodoran bisa menurun, yang menyebabkan bau ketiak tetap muncul.
7. Penggunaan Deodoran yang Tidak Tepat
Cara penggunaan deodoran juga mempengaruhi hasilnya.
Sebuah studi di Journal of Dermatological Science menyebutkan bahwa deodoran harus diaplikasikan pada kulit yang benar-benar bersih dan kering untuk memberikan hasil terbaik.
Menggunakan deodoran pada kulit yang sudah berkeringat atau tidak bersih dapat mengurangi efektivitasnya.
( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )
6 Manfaat Gokil Minum Kopi Hitam di Pagi Hari, Nomor 4 Diam-diam Ampuh! |
![]() |
---|
Jokowi Tegaskan Kesehatannya Baik-baik Saja, Saat Ini Masa Pemulihan dari Alergi Kulit |
![]() |
---|
DPRD DIY Gelar Wayang Kulit, Ketua Komisi A Eko Suwanto: Jalan Kebudayaan Untuk Sinau Pancasila |
![]() |
---|
Mahasiswa UNY Sulap Kulit Jeruk Atasi Masalah Limbah Pewarna Batik |
![]() |
---|
Mungkinkah Pembalut Menstruasi Bisa Ramah Lingkungan? Ini Faktanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.