DPRD DIY Gelar Wayang Kulit, Ketua Komisi A Eko Suwanto: Jalan Kebudayaan Untuk Sinau Pancasila

Pergelaran wayang kulit semalam suntuk digelar oleh DPRD DIY mengisi kegiatan peringanan Bulan Bung Karno di bulan Juni 2025. 

|
Editor: ribut raharjo
Istimewa
DPRD DIY Gelar Wayang Kulit, Eko Suwanto Sebut Jalan Kebudayaan Penting Untuk Sinau Pancasila 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pergelaran wayang kulit semalam suntuk digelar oleh DPRD DIY mengisi kegiatan peringanan Bulan Bung Karno di bulan Juni 2025. 

Melalui lakon wayang kulit Semar Mbangun Khayangan dengan dalang Ki Geter Pramuji Widodo acara kesenian tradisional ini terbuka untuk umum dengan digelar di halaman DPRD DIY.

Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan menyatakan hadirnya seni tradisi wayang kulit semalam suntuk di dalam peringatan Bulan Bung Karno diselenggarakan bertepatan juga dengan momen haul tokoh bangsa yang melahirkan Pancasila, 1 Juni 1945.

"Gelaran wayang kulit ini bagian dari upaya kita menggelorakan Pancasila. DIY sudah memiliki Perda 1/2022 tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan. Ada metode formal dan informal  yang bisa dijalankan sesuai perda ini. Wayang kulit merupakan salah satu jalan kebudayaan untuk kembangkan Sinau Pancasila," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY, Kamis (19/6/2025).

Saat menyampaikan rilis kepada media, hadir juga Hifni Muhammad Nasikh, Wakil Ketua Komisi A DPRD DIY dan D Radjut Sukasworo, Anggota Komisi A DPRD DIY.

Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY menyebutkan gelaran wayang kulit dengan lakon Semar Mbangun Khayangan bisa direfleksikan sebagai langkah belajar sejarah, Sinau Pancasila dengan jalan budaya.

Eko Suwanto menegaskan DPRD DIY memiliki komitmen menggelorakan Pancasila, apalagi di bulan Juni ada tiga peristiwa besar dalam sejarah kebangsaan.

Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila yang disampaikan oleh Bung Karjo dan jadi inspirasi marwah BPUPKI 29 Mei  sampai 1 Juni 1945. 

Kedua, hari lahir Bung Karno 6 Juni 1901 di Surabaya dan 21 Juni 1970 Bung Karno Wafat. 

Eko Suwanto menambahkan acara wayangan juga khaul, doa untuk almarhum Proklamator Bung Karno.

"Kita pahami dalam konteks sejarah ada banyak tokoh dari Yogyakarta yang patut kita teladani. Ada teladan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Sri Paduka Pakualam VIII dan sejumlah tokoh BPUPKI seperti Radjimam Wediodiningrat, Ki Bagus Hadikusumo, tokoh Muhamadiyah, BPH Bintoro, BPH Puruboyo, Ki Hadjar Dewantoro dll," kata Eko Suwanto.

Soal pilihan lakon Semar Mbangun Khayangan sendiri akan merefleksikan kisah bagaimana hadirnya keinginan dan cita cita masyarakat adil makmur, sejahtera dengan ketiadaan keculasan. 

"Apa saja isi lakon Semar Mbangun Khayangan sudah banyak yang paham. Intinya kita ingin sampaikan ke depan, tidak ingin pelanggaran etik terulang kembali. Ngakali konstitusi seperti yang terjadi beberapa waktu lalu dalam politik kebangsaan Indonesia," kata Eko Suwanto.

Hifni Muhammad Nasikh, Wakil Ketua Komisi A DPRD DIY dari Partai Kebangkitan Bangsa menyatakan apresiasi atas  kegiatan berkaitan dengan pergelaran wayang.

"Hadirnya seni tradisi wayang kulit relevan dalam upaya  nguri uri kebudayaan. Ada suri tauladan dan ilmu yang menarik dengan drama khas wayang. Ada bahan pembelajaran. Songsong kehidupan masa depan," kata Hifni Muhammad Nasikh.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved