Apresiasi WBCB Kota Yogyakarta 2024

TACB Kota Yogyakarta dan Tim Apresiasi WBCB Kaji Bangunan Lawas di PPSDM Kemendagri

Weli ingin memastikan empat bangunan yang ada di kompleks kantor yang dia pimpin merupakan bangunan cagar budaya.

Editor: ribut raharjo
Istimewa
Tim Ahli Cagar Budaya dan Tim Apresiasi Warisan Budaya Cagar Budaya Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Kamis (25/7/2024) mengunjungi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Yogyakarta. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tim Ahli Cagar Budaya dan Tim Apresiasi Warisan Budaya Cagar Budaya Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Kamis (25/7/2024) mengunjungi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Yogyakarta.

Rombongan dipimpin Kepala Bidang Warisan Budaya Disbud Kota Yogyakarta, Susilo Munandar dan diterima Kepala PPSDM Kemendagri Regional Yogyakarta, Weli Septiya Putra.

Kehadiran rombongan untuk mencari data sejarah peristiwa dan melihat langsung bangunan lawas yang menurut banyak cerita digunakan untuk berkantor Menteri Dalam Negeri di era Yogyakarta sebagai Ibukota Indonesia.

Weli ingin memastikan empat bangunan yang ada di kompleks kantor yang dia pimpin merupakan
bangunan cagar budaya atau warisan budaya.

“Data internal tentang sejarah dan dokumentasi yang kami kumpulkan masih minim,” ungkap Weli.

Dijelaskan lebih lanjut, Ibukota Indonesia dari Jakarta pindah ke Yogyakarta itu terjadi pada tahun 1946.

Jadi, bangunan yang ada di kompleks PPSDM Regional Yogyakarta ini sudah ada sebelumnya.

Bahkan dalam pengembangan gedung lain, arsitekturnya disesuaikan atau diseleraskan bangunan bergenre hindis tersebut.

“Katanya ada 12 menteri berkantor di sini mulai 1946 hingga 1949,” kata Weli.

“Kami ini berkantor di tempat istimewa yang punya sejarah sehingga bikin bangga. Maka perlu mengungkap tabir ini dan demi kejelasan kepada anak cucu,” tambahnya.

Susilo Munandar mengapresiasi pengelolaan dan perawatan terhadap bangunan yang diduga sebaga warisan budaya tersebut.

Sementara Anggota TACB, Baha Uddin menjelaskan, arsip tentang Yogyakarta di masa sebagai ibukota Republik Indonesia ada di arsip nasional.

Dia pun menyarankan untuk dilakukan pelacakaan dan kemungkinan akan mudah menemukan data tertulis.

“Dilihat dari sisi perkembangan kota, kawasan Baciro (lokasi PPSDM Kemendagri) berkembang setelah Kotabaru. Jadi pengembangannya melebar ke Baciro,” jelas akademisi UGM Yogyakarta ini.

Ketua TACB Kota Yogyakarta, Benny Kristiawan mengapresiasi secara khusus terhadao sikap, kebijakan dan pandangan dari Kepala PPSDM Kemendagri Regional Yogyakiarta, Weli Septiya Putra terhadap bangunan yang diduga sebagai cagar budaya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved