Tim Abdimas FISIP UAJY dan Ukrim Sukses Kembangkan Teknologi Pengering Tenaga Surya
Tim Abdisi FISIP UAJY dan Ukrim Berhasil mengembangkan teknologi pengering tenaga surya untuk produk herbal.
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tim Pengabdian Masyarakat (Abdimas) FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan Universitas Kristen Imanuel (Ukrim) Yogyakarta berhasil mengembangkan teknologi pengering tenaga surya untuk produk herbal.
Pengembangan teknologi ini mendapatkan apresiasi bantuan dana dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia pada tahun 2025.
Teknologi Pengering Tenaga Surya (Solar Tunnel Dryer) merupakan teknologi pengeringan yang memanfaatkan energi matahari secara lebih efisien melalui terowongan tertutup yang dilapisi plastik atau bahan transparan khusus.
Menurut Koordinator Tim, Dr. Victoria Sundari Handoko dalam Focus Group Discussion (FGD) tim, pada Jumat (8/8/2025), di Balai Ddesa Kalurahan Tamanmartani, Kalasan, Sleman, menyampaikan ide dari penggunaan teknologi pengering tenaga surya ini adalah iklim tropis di Indonesia dengan kelembapan tinggi, terlebih saat musim hujan, menghambat pengeringan alami.
Anggota tim, Emerita Setyowati menambahkan, “Produksi pertanian yang melimpah memerlukan metode pengeringan cepat dan higienis untuk mencegah pembusukan. Energi matahari melimpah di Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi murah dan ramah lingkungan.”
Penciptaan teknologi ini dikhususkan pada produk herbal seperti kunyit, lidah buaya, serai, dan bunga telang khususnya pada anggota BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) di Kalurahan Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Menurut Victoria Sundari, anggota BUMDes memiliki banyak tanaman herbal, namun mengalami kesulitan pengeringan/ pengelolaan pascapanen.
Ia melanjutkan pengembangan teknologi tersebut untuk melakukan pengeringan pada tanaman herbal sehingga hasil produksinya lebih higienis, efisien, dan ramah lingkunan.
“Nilai gizinya pun lebih terjaga dibandingkan pengeringan tradisional di bawah sinar matahari langsung, Alat ini juga hemat energi, efisien dalam biaya, dan mampu meningkatkan nilai jual hasil pertanian seperti kunyit, bunga telang, serai, dan kulit lidah buaya.” tambah Emerita
Cara kerja dari teknologi ini adalah udara panas dihasilkan dari radiasi matahari yang masuk, kemudian dialirkan melalui terowongan untuk mengeringkan produk herbal.
Sistem ini melindungi produk dari hujan, debu, serangga, dan menjaga kualitas karena proses pengeringan lebih higienis serta suhu lebih terkontrol dibandingkan pengeringan terbuka. Alat ini juga hemat energi, efisien dalam biaya, dan mampu meningkatkan nilai jual hasil pertanian seperti kunyit, bunga telang, serai, dan kulit lidah buaya.
Menurut Victoria Sundari, kegiatan pengabdian ini sejalan dengan Asta Cita Pemerintah Republik Indonesia, yaitu memantapkan kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, dan ekonomi kreatif, serta membangun dari desa untuk pemerataan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal dan inovasi teknologi.
Asta Cita yang merupakan 8 misi Asta Cita pemerintah Indonesia dengan tujuan untuk bersama Indonesia maju, menuju Indonesia Emas 2045.
Tomi Nugraha selaku Sekretaris Desa Kalurahan Tamanmartani dan juga bertindak sebagai anggota Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menyampaikan bahwa permasalahan utama yang dihadapi adalah pengeringan hasil produk pertanian dan lemahnya identitas produk tanaman herbal seperti lidah buaya, kunyit, serai, dan bunga telang yang dihasilkan oleh penduduk, baik dari segi merek, kemasan, maupun konsistensi kualitas produk pasca-produksi.
“Kami berharap Solar Tunnel Dryer dapat meningkatkan kualitas dan daya tahan produk olahan produk kami,”tandasnya.
Penguatan Branding dan Packaging
Tim Abdimas beranggotakan Dr Victoria Sundari Handoko (Dosen Sosiologi, FISIP, Universitas Atma Jaya Yogyakarta), Desideria Cempaka Wijaya Murti, Ph.D (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta), Emerita Setyowati, M.Sc. (Dosen Sains dan Komputer, Universitas Kristen Immanuel), Sesilia Eka Tri Astuti dan Stephany Emmanuela Lesar (Mahasiswa Sosiologi, FISIP, Universitas Atma Jaya Yogyakarta), serta Gabriel Hacarya Adhi dan Fridolin Satriya Indratma (Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Atma Jaya Yogyakarta) juga melakukan penguatan branding dan packaging.
Anggota tim, Desideria Cempaka Wijaya Murti berharap dengan branding dan packaging pada produk herbal akan membuka akses pasar yang lebih luas. Menurut Desideria, kolaborasi antara akademisi dan pelaku lokal menjadi contoh nyata bahwa pengembangan potensi desa dapat dilakukan secara berkelanjutan dan adaptif terhadap tantangan zaman. (*)
UAJY Terima SK Pembukaan Prodi Kedokteran dan Profesi Dokter |
![]() |
---|
UAJY Sambut Mahasiswa Baru Lewat Pra PKKMB 2025 |
![]() |
---|
Pengamat Ekonomi UAJY: Pemangkasan BI Rate Harus Diimbangi dengan Penciptaan Iklim Pro Investasi |
![]() |
---|
Fakultas Teknobiologi UAJY Terima Kunjungan Delegasi Hiroshima University |
![]() |
---|
Dosen UAJY Raih Juara 1 Riset di Quarry Life Award Nasional, Siap Melaju ke Tingkat Internasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.