Kampus Diminta Hadir di Tengah Masyarakat, Begini Kata Wamendiktisaintek

Produk-produk riset yang dimiliki kampus harus bermanfaat bagi masyarakat sekitar, bukan hanya berhenti di jurnal atau prototipe.

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Fauzan, menyampaikan paparannya mengenai peran perguruan tinggi dalam menjawab persoalan masyarakat, di Yogyakarta, Selasa (14/10/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan, menegaskan bahwa kampus tidak boleh lagi berjarak dari masyarakat. Perguruan tinggi harus bertransformasi menjadi pusat inovasi yang mampu menjawab langsung persoalan bangsa melalui riset dan pengabdian masyarakat.

Menurut Fauzan, tantangan sosial saat ini semakin kompleks. Mulai dari persoalan stunting, kesehatan masyarakat, pendidikan, kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), hingga ketimpangan sosial ekonomi pascapandemi, semua membutuhkan peran aktif kampus untuk mencari solusi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Produk-produk riset yang dimiliki kampus harus bermanfaat bagi masyarakat sekitar, bukan hanya berhenti di jurnal atau prototipe. Perguruan tinggi diharapkan meningkatkan peran dalam mengatasi persoalan masyarakat dengan ilmu dan teknologi,” ujar Fauzan usai menghadiri Milad Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Selasa (14/10/2025).

Fauzan menilai, masih banyak riset perguruan tinggi yang belum dimanfaatkan secara optimal. Banyak karya ilmiah yang berhenti di meja akademik tanpa pernah diterapkan untuk menjawab kebutuhan nyata masyarakat.

“Selama ini masih banyak riset kampus yang belum dimanfaatkan secara optimal. Banyak yang hanya tersimpan di rak atau sekadar menjadi laporan akademik. Padahal di balik temuan-temuan itu tersimpan potensi besar untuk menyelesaikan masalah konkret, mulai dari kesehatan ibu dan anak, gizi buruk, sampai inovasi teknologi tepat guna bagi desa,” paparnya.

Ia menekankan pentingnya perubahan paradigma di dunia pendidikan tinggi agar hasil riset tidak hanya berorientasi pada publikasi, tetapi benar-benar 
memberi dampak sosial.

“Sudah saatnya perguruan tinggi bertransformasi. Ilmu pengetahuan itu wajib memberi kontribusi nyata bagi masyarakat. Jangan hanya menjadi menara gading yang jauh dari realitas sosial,” tegasnya.

Pemerintah, kata Fauzan, kini tengah mendorong hilirisasi riset agar tidak berhenti pada tataran ide. Melalui berbagai skema pendanaan riset dan program pengabdian masyarakat, pemerintah berupaya memastikan setiap penelitian diarahkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan dunia usaha.

“Kita punya program riset dan pengabdian masyarakat yang semuanya diarahkan untuk kepentingan masyarakat. Harapannya, tidak hanya Kementerian Pendidikan yang mendukung, tapi juga kementerian lain serta pemerintah daerah agar sinerginya lebih kuat,” ungkapnya.

Sebagai contoh, Fauzan menyinggung persoalan stunting dan gizi anak yang hingga kini masih menjadi isu nasional. Ia menyebut perguruan tinggi memiliki sumber daya manusia, laboratorium, dan jejaring akademik yang bisa digerakkan untuk membantu pemerintah daerah menemukan solusi berbasis riset.

“Misalnya Unisa, dengan kompetensinya di bidang kesehatan dan gizi masyarakat, sangat relevan untuk terlibat dalam program penanggulangan stunting. Ini contoh nyata kontribusi kampus dalam menghadapi persoalan bangsa,” katanya.

Sementara itu, Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti, menyatakan kampusnya menjadikan riset dan pengabdian masyarakat sebagai bagian dari tanggung jawab sosial. 

Melalui Sentra Teknologi Pangan dan Gizi (STPG), Unisa aktif mendukung program peningkatan status gizi anak dan masyarakat sekitar kampus, termasuk dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis.

“Kami memastikan setiap tahapan kegiatan MBG, mulai dari penyusunan menu, proses penyajian, hingga edukasi gizi dilakukan sesuai standar kesehatan,” jelas Warsiti.

Program tersebut telah menjangkau lebih dari 3.200 penerima manfaat, mencakup anak sekolah dasar hingga menengah, ibu hamil, dan masyarakat rentan gizi di wilayah sekitar kampus.

“Kami ingin memastikan kehadiran Unisa membawa manfaat langsung bagi masyarakat, terutama dalam hal kesehatan dan gizi. Ini adalah wujud nyata kontribusi kampus terhadap pembangunan sosial,” imbuhnya.

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved