Trah Sri Sultan HB II Dorong Pembentukan Komite Pemulangan Manuskrip Kuno yang Dirampas Inggris

Sejauh ini trah Sri Sultan HB II sudah melakukan berbagai upaya untuk memulangkan arsip naskah dan manuskrip kuno tersebut.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Istimewa
Suasana Seminar Nasional Repatriasi Naskah Kuno: Mengembalikan Identitas, Menjaga Warisan, yang digulirkan secara daring melalui kanal youtube PAPPBB Perpusnas RI, Kamis (18/7/2024) lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Trah Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) II berharap aset berupa manuskrip kuno yang dirampas Inggris dalam peristiwa Geger Sepehi tahun 1812 bisa dipulangkan ke tanah air.

Ketua Trah HB II yang bernaung di bawah Yayasan Vasiatti Socaning Lokika, Fajar Bagoes Poertranto, mengatakan pihaknya masih memperjuangkan agar hal tersebut dapat terealisasi.

"Harapan kami, Pemerintahan RI mendatang, Presiden Prabowo Subianto, dapat membentuk komite repatriasi bersama dengan kami, trah HB II dan Keraton Yogya. Apalagi, mengingat presiden terpilih Pak Prabowo juga keturunan HB II," tuturnya, Senin (22/7/2024).

Fajar pun menegaskan, sejauh ini trah Sri Sultan HB II sudah melakukan berbagai upaya untuk memulangkan arsip naskah dan manuskrip kuno tersebut.

Antara lain, dengan melakukan pendekatan dan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kementerian Hukum dan HAM, Perpustakaan Nasional, serta Kedutaan Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris.

"Repatriasi barang-barang bersejarah sudah dilakukan sejak tahun 1970an. Sampai sekarang, kalau ditotal, sudah ada 1.500an koleksi bersejarah yang kembali ke tanah air," ungkapnya.

Baca juga: Melihat Sejarah Masa Kecil HB II di Tradisi Tenongan Nyadran di Dusun Pagerotan Wonosobo

Dijelaskan, pihaknya kini tengah menjalin komunikasi intensif dengan Kementerian Luar Negeri, KBRI London dan Perpustakaan Nasional, untuk meminta secara resmi kepada Kerajaan Inggris dan Pemerintah Inggris terkait pemulangan aset yang dirampas.

Nantinya, ketika manuskrip yang tersisa benar-benar bisa dipulangkan, trah Sri Sultan HB II akan bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional untuk merawatnya.

"Perpustakaan Nasional sudah berstandar internasional, baik dalam infrastruktur dan teknologi perawatan manuskrip

Sementara, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas RI, Amich Alhumami, menegaskan komitmen negara untuk melakukan repatriasi naskah kuno.

Repatriasi naskah kuno merupakan isu penting dalam pembangunan manusia dan masuk dalam prioritas agenda bidang kebudayaan pada RPJMN 2025-2029.

"Kami memiliki komitmen terhadap naskah kuno, tidak hanya filolog. Namun, kita perlu memetakannya dahulu, mengingat repatriasi memerlukan usaha sistematis dan keberlanjutan," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved