Titik Terang Pengembalian Manuskrip Sri Sultan HB II, British Library Berikan Akses Terbuka

Data yang dapat diakses oleh Yayasan Vasatii Socaning Lokika yakni 75 manuskrip Jawa yang berasal dari Yogya pascaserangan ke Kraton pada tahun 1812

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Disbud Kota Yogyakarta
Tetenger peristiwa Geger Sepehi di kawasan Wijilan, Kota Yogyakarta. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Upaya pengembalian aset manuskrip Sultan Hamengku Buwono (HB) II yang dirampas pasukan Inggris pada peristiwa Geger Sapehi tahun 1812 mulai menunjukkan perkembangan signifikan. 

British Library di London secara resmi telah memberikan akses terbuka (Open Access) terhadap metadata ratusan manuskrip Indonesia dan Melayu, termasuk naskah-naskah Jawa yang terkait dengan insiden bersejarah tersebut.

Perkembangan ini diungkapkan oleh Fajar Bagoes Poetranto, Ketua Yayasan Vasatii Socaning Lokika, sekaligus Trah Sri Sultan HB II

Ia menyatakan, pihaknya sudah menerima surat resmi dari Annabel Gallop, Kepala Seksi Asia Tenggara British Library, yang mengonfirmasi pemberian akses tersebut.

Dalam surat tanggapannya, Gallop menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan balasan, yang dijelaskan karena upaya untuk melampirkan informasi tambahan yang substansial. 

"Kami akhirnya dapat menyediakan, melalui akses terbuka (open access), metadata (deskripsi katalog) dari seluruh 482 manuskrip Indonesia dan Melayu yang tersimpan di British Library, termasuk seluruh manuskrip Jawa," ujar Gallop dalam surat itu.

Adapun data yang kini dapat diakses oleh Yayasan Vasatii Socaning Lokika meliputi 75 manuskrip Jawa yang berasal dari Yogyakarta pasca serangan ke Kraton pada tahun 1812. 

Kemudian, 120 manuskrip kertas dan sekitar 50 manuskrip daun lontar Jawa lainnya, termasuk yang juga berasal dari Yogyakarta dan Pura Pakualaman.

Gallop berharap materi yang diberikan dapat memberikan manfaat dan menjadi masukan berharga dalam merumuskan rencana untuk arah penelitian dan kolaborasi ke depan.

Baca juga: Bupati Sleman Harda Kiswaya Berpotensi Kembali Diperiksa dalam Kasus Dana Hibah Pariwisata

Menanggapi langkah British Library, Yayasan Vasatii Socaning Lokika bergerak cepat dengan mengundang seorang pakar dunia untuk mengunjungi Indonesia, dengan pilihan lokasi di Yogyakarta atau Jakarta. 

Undangan ini bertujuan untuk melangsungkan dialog Private-to-Private (P2P) mengenai pelestarian dan studi manuskrip Jawa yang tak ternilai harganya.

"Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari korespondensi sebelumnya dan pembagian metadata terkait manuskrip Jawa yang telah dilakukan oleh pakar yang diundang," ungkap Fajar Bagoes Poetranto.

Dijelaskan, pihaknya yang sejak awal juga berjuang mendapatkan gelar pahlwan nasional untuk Sultan HB II, saat ini tengah menjalankan beberapa inisiatif jangka panjang yang signifikan.

Antara lain, transliterasi dan studi terhadap lebih dari 7.500 manuskrip yang belum diterjemahkan, termasuk naskah-naskah sakral seperti Serat Suryorojo dan Serat Ngayogyakarta.

Lalu, pendirian Pusat Penelitian Budaya dan Manuskrip yang didedikasikan untuk peradaban Jawa pra-kolonial, hingga penyusunan proposal kolaborasi dengan British Library.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved