Rumah Maggot Klangon Buka Suara Terkait Aktivitas Pemilihan Pembakaran Sampah

Arthur Rumantio mengatakan yang menjadi polemik adalah Rumah Maggot Klangon dikhawatirkan menjadi tempat pengolahan sampah.

Dok. Istimewa/ via kompas.com
Ilsutrasi : bakar sampah 

Lalu, beberapa waktu lalu sampah dari dua armada truk dump itu bisa diselesaikan dalam satu hari oleh para pekerjanya.

Akan tetapi, dikarenakan saat ini jumlah perkerja itu berkurang, sehingga membutuhkan cukup waktu untuk mengolahnya.

Saat disinggung terkait izin operasional, kata Arthur sedang diproses. Namun, seluruh mekanisme pengelolahan dan budidaya maggot secara umum sudah disampaikan ke sejumlah instansi termasuk Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul.

"Kami sudah menyampaikan standard operating procedure, dan desain tungku pembakarannya ke DLH Bantul. Karena kami juga tidak mau merugikan masyarakat," tuturnya.

Kendati demikian, kini pihaknya kembali berencana untuk fokus mengolah sampah organik untuk budidaya maggot.

Artinya, masalah pengolahan sampah secara pembakaran tidak akan dilakukan.

"Kami posisi budidayanya juga masih kecil. Sekali panen sekitar 200 kilogram per dua minggu dan selama ini, maggot itu dibeli oleh konsumen dari Sleman, Klaten, hingga Jawa Timur," tutup Arthur.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved