tips kesehatan
Mitos Atau Fakta? Makan Hewan Tertentu untuk Mengobati Asma
Sejak zaman dahulu, sebagian orang mengonsumsi jenis hewan tertentu yang dipercaya bisa bermanfaat untuk obat asma.
Penulis: Santo Ari | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM - Asma adalah penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran udara, yang menyebabkan kesulitan bernapas.
Asma dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk alergen (seperti debu, serbuk sari, dan bulu hewan), infeksi saluran pernapasan, polusi udara, asap rokok, serta faktor emosional seperti stres.
Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, meskipun lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa muda.
Saat ini sudah banyak obat-obatan yang bisa dikonsumsi untuk meredakan penyakit asma, baik dengan resep dokter atau yang dijual bebas di apotek.
Namun sebagian orang ada yang percaya bahwa mengonsumsi hewan tertentu dapat menyembuhkan penyakit ini.
Sepeti dilansir dari laman hellosehat, disebutkan bahwa sejak zaman dahulu, sebagian orang mengonsumsi jenis hewan tertentu yang dipercaya bisa bermanfaat untuk obat asma.
Lantas, bagaimana dunia medis menilai keamanan dari terapi pengobatan asma ini? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
1. Tokek
Pengobatan tradisional di negara-negara Asia telah lama menggunakan tokek untuk mengobati berbagai gangguan pernapasan, termasuk meredakan gejala asma.
Secara umum, tokek yang digunakan dalam pengobatan akan dikeringan terlebih dahulu. Lalu, tokek kering akan dihaluskan dan dikemas dalam bentuk pil yang mudah dikonsumsi.
Baca juga: 6 Obat Herbal yang Dapat Meringankan Keluhan Ambeien
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology (2022) menyelidiki manfaat anti-asma dari ekstrak tokek pada tikus yang diinduksi ovalbumin sebagai alergen.
Hasilnya, pemberian ekstrak tokek mampu meredakan peradangan pada saluran napas akibat reaksi alergi. Hal ini bisa membantu melegakan saluran napas dan mencegah asma.
Namun, tentu dibutuhkan penelitian lebih lanjut guna menilai manfaat ekstrak tokek untuk penyakit asma yang dialami oleh manusia.
2. Cacing tanah
Sebagian orang juga mengklaim telah merasakan manfaat cacing tanah untuk obat asma. Hewan invertebrata ini juga umum digunakan sebagai pengobatan tradisional di Tiongkok.
Para peneliti dari Yangtze University Medical College, Tiongkok menguji efek rebusan cacing tanah terhadap asma bronkial yang disebabkan radang saluran pernapasan.
Studi ini dilakukan pada objek marmut yang diinduksi dengan ovalbumin untuk memicu asma. Kemudian, marmut diberikan rebusan cacing tanah dalam dosis tinggi dan rendah.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan rebusan cacing tanah dapat meringankan peradangan pada sistem pernapasan marmut yang mengidap asma.
Cara kerjanya yakni dengan menghambat dan mempercepat kematian sel yang memicu peradangan.
3. Kelelawar
Beberapa peneliti mempercayai daging kelelawar mengandung ketotifen. Dalam bentuk obat, senyawa ini bermanfaat untuk meredakan serangan asma akibat alergi.
Ketotifen merupakan obat dari golongan antihistamin. Obat ini menghambat pembentukan senyawa histamin yang memicu reaksi alergi saat tubuh terpapar alergen.
Sebuah penelitian dalam Journal of the Medical Association of Thailand (2010) menunjukkan ketotifen sama efektifnya dengan obat kortikosteroid, seperti budesonide, dalam mencegah gejala asma pada anak-anak.
Meski begitu, hingga saat ini belum diketahui apakah mengonsumsi daging kelelawar dapat bermanfaat sebagai obat bagi pengidap asma.
Terlebih, konsumsi hewan liar juga bisa meningkatkan risiko komplikasi asma, seperti infeksi pada sistem pernapasan yang bisa berakibat fatal.
Baca juga: 7 Obat Herbal untuk Mengatasi Asma, Aman dan Mudah Ditemukan di Rumah
Hal yang Perlu Diperhatikan
Beberapa contoh hewan lain yang dipercaya bermanfaat untuk obat asma adalah buaya, ular, kodok, monyet, kura-kura, anjing, kelinci, dan bahkan kecoak.
Namun, perlu diingat bahwa daging hewan liar meningkatkan risiko penyakit yang berasal dari hewan (zoonosis).
Para peneliti juga telah menemukan bahwa konsumsi daging dari hewan liar telah berkontribusi terhadap penyebaran penyakit infeksi serius pada manusia.
Beberapa kasus penyakit ini, di antaranya infeksi novel coronavirus yang berasal dari kelelawar dan virus monkeypox yang berasal dari monyet.
Oleh sebab itu, menghentikan konsumsi daging hewan liar untuk pengobatan dapat mengurangi risiko penularan penyakit zoonosis ini.(*)
7 Manfaat Kembang Kol bagi Kesehatan dan 3 Efek Sampingnya |
![]() |
---|
Menggertakkan Gigi Saat Tidur: Pennyebab, Efek, dan Cara Mengatasinya |
![]() |
---|
Makanan Aneh yang Ternyata Super Sehat, Kaya Nutrisi yang Terkandung di Dalamnya |
![]() |
---|
Nasi Kemarin Sore Lebih Sehat untuk Cegah Gula Darah Naik, Ini Faktanya |
![]() |
---|
Kentut Ternyata Bisa Jadi Indikator Kesehatan Usus yang Baik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.