Berita Kulon Progo Hari Ini

Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Kulon Progo Tinggi, Pola Pengasuhan Disebut Jadi Pemicu

Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DINSOS-PPPA) Kulon Progo mencatat masih tingginya kasus kekerasan pada anak hingga perempua

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
Pj Bupati Kulon Progo Srie Nurkyatsiwi (tengah) meresmikan Kantor Layanan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) di Wates, Kamis (27/06/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DINSOS-PPPA) Kulon Progo mencatat masih tingginya kasus kekerasan pada anak hingga perempuan.

Pemicunya mulai dari pola pengasuhan hingga faktor eksternal.

Kepala Dinsos-PPPA Kulon Progo, Bowo Pristiyanto mengungkapkan setidaknya ada 12 kasus kekerasan anak yang dilaporkan sepanjang 2024 hingga Juni ini.

Baca juga: UPDATE HARGA Telur Ayam dan Gula Terbaru di DI Yogyakarta per Hari Ini Kamis 27 Juni 2024

"Pada periode yang sama kami mencatat ada 15 kasus kekerasan pada perempuan," kata Bowo di Rumah Dinas Bupati Kulon Progo, Kamis (27/06/2024).

Angka tertinggi kekerasan anak di Kulon Progo tercatat pada 2020 lalu dengan 98 kasus. Sementara untuk kekerasan pada perempuan angkanya fluktuatif sejak 2019, antara 30 sampai 40 kasus yang dilaporkan.

Menurut Bowo, hampir 90 persen kasus kekerasan pada anak disebabkan oleh pola pengasuhan, salah satunya karena belum siap untuk menjadi orang tua. Faktor eksternal pun turut berpengaruh, seperti kondisi ekonomi hingga pengaruh media sosial.

"Salah satunya dari fenomena pinjaman online dan judi online, turut memicu terjadinya kekerasan pada anak dan perempuan," jelasnya.

Bowo meyakini masih ada lebih banyak lagi kasus yang belum dilaporkan. Namun ia menilai saat ini masyarakat semakin sadar untuk melaporkan jika ada kasus kekerasan agar segera tertangani.

Dinsos-PPPA Kulon Progo pun meluncurkan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) guna mengoptimalkan penanganan permasalahan kekerasan. Layanannya juga mengupayakan pencegahan terjadinya kekerasan.

Fokus layanan diberikan pada keluarga yang membutuhkan pendampingan psikolog. Pendampingan sebisa mungkin diberikan sebelum kekerasan terjadi sebagai upaya pencegahan.

"Kami berharap peran aktif dari masyarakat juga dalam menekan hingga mencegah kasus kekerasan," ujar Bowo.

Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo Srie Nurkyatsiwi memandang Puspaga menjadi inovasi sekaligus jawaban dari upaya penanganan permasalahan dalam keluarga. Terutama kasus kekerasan pada anak dan perempuan.

Namun ia juga berharap ada komitmen penuh dari semua pihak agar program layanan Puspaga bisa berjalan optimal. Sekaligus berkelanjutan demi menekan kasus kekerasan hingga ke angka nol.

"Harapannya Puspaga juga bisa menyelesaikan permasalahan dalam keluarga menyesuaikan dengan kondisinya masing-masing," kata Siwi. (alx)
 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved