Berita Kota Yogya Hari Ini

Peringati Hari Lingkungan Hidup, Pemkot Yogyakarta Bakal Gulirkan Grebeg Sampah

Pemkot Yogyakarta menggulirkan rentetan agenda untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024, Selasa (25/5/2024).

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUN JOGJA/Azka Ramadhan
Petugas DLH Kota Yogyakarta melakukan upaya pengangkutan sampah yang menumpuk di Depo Mandala Krida, Senin (24/6/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta menggulirkan rentetan agenda untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024, Selasa (25/5/2024).

Salah satunya adalah giat Grebeg Sampah, sebagai pengingat bagi masyarakat terkait budaya pengolahan limbah yang harus dilakukan secara konsisten.

Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas dan Pengawasan Lingkungan Hidup DLH Kota Yogyakarta, Christina Endang Setyowati, mengatakan, bahwa masalah sampah masih jadi polemik di wilayahnya.

Baca juga: Dinas PUP-ESDM DIY Lakukan Perbaikan di Tujuh Ruas Jalan

Ia pun tidak menampik, selepas TPA Piyungan ditutup, fenomena tumpukan sampah di jalanan maupun depo-depo tempat penampungan sementara semakin merebak.

"Sekarang masih banyak sampah di jalan. Kemudian, depo juga penuh, meski kita bertahap melakukan pengolahan," katanya, Senin (24/6/2024).

Oleh sebab itu, melaui agenda Grebeg Sampah memperingati Hari Lingkungan Hidup, pihaknya ingin mengingatkan masyarakat, betapa pentingnya upaya pengolahan limbah sejak dari sumbernya.

Seandainya upaya tersebut secara konsisten ditempuh, ia meyakini, persoalan sampah perlahan-lahan dapat tertangani.

"Artinya, sampah yang dikirim ke depo atau tempat pengolahan berikutnya itu hanya residu, yang sisa-sisa saja. Ini yang masih kesulitan diterapkan," katanya.

Dalam giat Grebeg Sampah itu, pihaknya bakal melakukan pengumpulan limbah secara massal di Embung Langensari, baik anorganik maupun organik.

Grebeg Sampah anorganik menyasar limbah-limbah yang tidak lagi mempunyai nilai ekonomi, contohnya seperti sampah sachet, kresek, plastik dan lainnya.

"Hasil dari grebeg sampah tersebut akan digunakan untuk membuat ecobrick yang akhirnya nanti dapat dimanfaatkan. Targetnya ada 500 ecobrick yang dibuat," cetusnya.

Sementara, Grebeg Sampah organik dilakukan menyasar sampah sisa buah yang masih segar, layaknya kulit atau potongan buah yang belum membusuk.

Sampah organik yang terkumpul kemudian diolah menjadi eco enzyme secara serentak oleh pelaku bank sampah se-Kota Yogya, dengan target 1.500 liter. 

"Sebenarnya yang paling banyak itu sampah organik. Kita mencatat, dalam satu hari, setiap kepala keluarga di Kota Yogya menghasilkan 4 kilogram sampah organik," tandasnya.

"Dan itu rata-rata langsung dibuang begitu saja. Padahal, pengolahan dapat dilakukan dengan ember tumpuk, biopori, komposter, losida, atau eco enzym," pungkas Christina. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved