Kunjungan Paus Fransiskus
Wawancara Eksklusif: Dewi Praswida Sebut Gebrakan Progresif Paus Fransiskus Demi Kemajuan Dunia
Alumni penerima beasiswa Yayasan Nostra Aetate di Vatikan, Dewi Praswida memandang Paus Fransiskus bukan sekadar pemimpin umat Katolik.
Alhamdulillah masih banget sama yang masak di Asrama. Saya di Facebook masih berteman. Saya ulang tahun saling mengucapi sama yang dulu orang keuangannya yang ngasih beasiswa.
Kebanyakan teman-teman itu pakainya Facebook. Sejauh ini rata-rata teman. Saya kalau komunikasi sama teman itu kalau enggak Facebook, melalui email.
Ada sih yang main Instagram sama Whatsapp, tapi mereka lebih fast respon lewat Facebook.
Terakhir ini Mbak, sebelum kita menutup perbincangan kita yang menarik ini, tanggapan Mbak sendiri untuk kedatangan Paus Fransiskus dan sosok Paus Fransiskus di mata Mbak sendiri, gimana terus mungkin ajakan untuk masyarakat di Indonesia terkait Paus Fransiskus ini, kedatangannya kita sambut seperti apa, dan harus bagaimana kita sebagai masyarakat?
Paus itu di mata saya seperti apa, ya beliau adalah sosok progresif sih yang sangat dibutuhkan di dunia ini, pemikiran-pemikiran beliau itu ya sangat progresif itu, selalu selaras dengan zaman gitu lho, gak ketinggalan zaman lah nantinya, kayak gitu dan kepada teman-teman semua ketika nanti Paus itu hadir ke Indonesia.
Kalau teman-teman misalnya ada yang tidak mau dalam tanda kutip menganggap beliau sebagai tokoh agama tertentu, mari kita lihat beliau sebagai pemimpin negara yang sedang dalam langkah diplomasi, kan Indonesia punya hubungan diplomasi dengan Vatikan, sedang berkunjung kunjungan kenegaraan, atau juga beliau itu kan pasti lihatnya baik, gak mungkin gak akan terjadi yang aneh-aneh lah seperti itu, saya sangat yakin itu sosok Paus itu gak mungkin beliau akan terjadi hal yang aneh-aneh lah di setiap kunjungannya seperti itu.
Harapannya dengan kunjungan Paus Fransiskus ini sendiri apa mbak?
Saya berahap dengan adanya kunjungan Paus Fransiskus tentu semakin membuka cakrawala pemikiran kita ya, ya bahwa agama itu kan jalan kita menyembah Tuhan, jalan kita menghamba lah kepada Tuhan tapi sesama ciptaan Tuhan itu kan kita tetap harus saling berhubungan, berkomunikasi kita kan susah juga ya mbak kalau pilih-pilih, oh harus yang se-ini, se-ini, sedangkan kita nyari kerja aja pemilik perusahaan itu belum tentu loh se-agama sama kita.
Prinsip kita kuat dan saya yakin lah manusia Indonesia itu imannya kuat-kuat gak mungkin iman kita luntur hanya karena melihat candi berdiri, hanya karena melihat Pura berdiri atau hanya karena melihat seorang pendeta khutbah terus iman kita luntur itu tidak mungkin saya yakin itu sih. (Tribun Network/Reynas Abdila)
Kisah Keberuntungan Emilio Dicium Paus Fransiskus, Doanya Terjawab |
![]() |
---|
Paus Fransiskus Menuju Patung Maria Bunda Segala Suku Lalu Berdoa, Begini Cerita di Balik Itu |
![]() |
---|
Isi Homili Paus Fransiskus Saat Misa Agung 5 September 2024 di GBK: Dengar dan Hidupi Sabda Yesus |
![]() |
---|
Teks Doa Tobat Katolik Saya Mengaku yang Dibacakan saat Misa Bapa Paus di GBK |
![]() |
---|
Jejak Kesederhanaan Paus Fransiskus, Enggan Pakai Kalung Salib Emas Penuh Permata |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.