Pilkada 2024

Pilkada Gunungkidul 2024: Sutrisna Wibawa Yakin Menang Tahun Ini

Bursa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024 semakin panas.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM/Yuwantoro Winduajie
Bakal calon Bupati Gunungkidul yang diusung Nasdem, PKS dan Gerinda, Sutrisna Wibawa. 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Bursa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024 semakin panas.

Setidaknya Nasdem, Gerindra, dan PKS telah sepakat menjalin koalisi pada Pilkada Gunungkidul.

Tiga partai politik itu mengusung bakal calon bupati (bacabup) Sutrisna Wibawa dan politisi Gerindra Sumanto sebagai bakal calon wakil bupati (bacawabup).

Sutrisna Wibawa, yang merupakan mantan rektor Univesitas Negeri Yogyakarta (UNY) optimistis menang seiring dukungan yang kini telah diberikan tiga parpol tersebut.

"Alhamdulillah, karena saya ingin berjuang untuk membangun Gunungkidul, maka bagaimanapun jalannya tetap lewat politik," terang Sutrisna, Kamis.

“Sehingga, mudah-mudahan ini (koalisi) jalan terbaik untuk membangun Gunungkidul. Tidak bisa secara mandiri, tapi kita harus bersama-sama masyarakat membangun Gunungkidul.

"Koalisi ini kan sudah cukup kuat dengan tiga parpol. Saya masih berharap ada tambahan parpol yang sejalan dengan kami.

“Kami masih terbuka dan komunikasi masih cair untuk membangun kebersamaan," tambahnya.

Kemungkinan besar, Sutrisna akan kembali bersaing dengan petahana Bupati Gunungkidul, yakni Sunaryanta, yang mengalahkannya pada Pilkada Gunungkidul edisi sebelumnya.

"Kami optimistis untuk berkontestasi secara sehat, sesuai dengan aturannya yang ada. Saya optimislah untuk memenangkan pilkada tahun ini," ujarnya.

Sebagai bakal calon Bupati Gunungkidul, lanjut Sutrisna, pihaknya menjadikan pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai salah satu pilar utama dalam strategi pemenangannya.

Sutrisna menekankan pentingnya pendidikan sebagai kunci dalam melahirkan SDM unggul yang mampu membangun daerah.

Sutrisna berencana untuk membenahi seluruh jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA, hingga SMK.

Ia memandang hal ini sebagai perhatian utama untuk menghasilkan SDM yang berkualitas.

Selain infrastruktur dan kurikulum, Sutrisna juga akan fokus kepada peningkatan kualitas guru dan tenaga pendidik.

Ia ingin para guru dan tenaga pendidik di Gunungkidul memiliki kompetensi yang mumpuni untuk mendidik generasi muda.

"Kebutuhan dasar di Gunungkidul ini kan SDM dan ini harus dibangun dari sekolah di tingkat dasar," terangnya.

“Kemudian, dari SD, SMP, SMA, dan pemuda yang selesai sekolah jadi sasaran utama untuk membangun SDM, termasuk masyarakat harus turut kita ajak bersama membangun Gunungkidul.

“Generasi muda, generasi milenial, bagaimanapun nantinya akan memegang pucuk pimpinan, sehingga mulai sekarang harus dipersiapkan dengan baik.

Di samping itu, Sutrisna ingin memberdayakan dusun-dusun di Gunungkidul dengan mengalokasikan dana APBD melalui program-program yang dikelola langsung oleh dusun.

Ia meyakini bahwa pendekatan ini akan lebih efektif dan tepat sasaran dalam membangun infrastruktur dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tingkat dusun.

Sutrisna juga menekankan pentingnya pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Gunungkidul. Ia berencana untuk memulai pembangunan dari daerah pinggiran, dengan fokus pada pemerataan zona selatan, tengah, utara, barat, dan timur.

"Pemerataan pembangunan juga harus diprioritaskan," tegasnya.

Tidak tergesa-gesa

Sekretaris DPW Partai Nasdem DIY, Suharno, mengatakan, pihaknya mendeklarasikan sepakat berkoalisi dan mengusung mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sutrisna Wibawa sebagai bakal calon bupati (bacabup) dan politisi Gerindra Sumanto sebagai bakal calon wakil bupati (bacawabup).

"Kenapa kami usung bersama, karena cita-cita dari Partai PKS, Nasdem, Gerindra, ingin membangun Gunungkidul yang lebih elok, terkemuka, dan sejahtera," ujarnya dalam deklarasi di Kalurahan Gari, Wonosari, Rabu (5/6/2024).

Ia mengatakan, tiga partai koalisi ini merupakan partai pengusung. Sehingga, pihaknya masih membuka lebar apabila ada partai lain yang ingin bergabung.

"Kalau ada partai lain yang ikut gabung, tetap pengusung, jadi tidak ada partai pendukung. Kami juga sudah ada komunikasi dengan partai-partai lain," tuturnya.

Sebagai koalisi pertama yang mengusulkan nama bacabup dan bacawabup untuk Pilkada Gunungkidul, dia mengatakan, langkah ini sudah dipikirkan melalui kesepakatan dan rapat pleno partai.

"Jadi, ini bukan tergesa-gesa, ibaratnya orang yang buka bakul (berdagang, red) lebih dulu pasti lebih payon (laku, red). Lebih cepat lebih baik," ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPC Gerindra Gunungkidul, Purwanto, mengatakan, disepakatinya koalisi dan pengusungan bacabup dan bacawabup telah melewati pembahasan internal partai masing-masing.

"Serta, sesuai arahan dari Presiden Terpilih (Prabowo Subianto) yakni kita harus menang, karena akan memudahkan program dari Presiden Terpilih," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua DPD PKS Gunungkidul, Tri Iwan Isbumaryani. Dia menuturkan dipilihnya koalisi ini karena memiliki kesamaan cara pandang terhadap permasalahan di Gunungkidul.

"Sejak awal kita sudah intensif berkomunikasi dan ada kesamaan cara pandang tentang Gunungkidul itu, jadi kita sepakat memadukan kekuatan untuk mengusung calon bupati dan wakil bupati ini," ungkapnya.

Untuk selanjutnya, pihaknya masih menunggu turunnya surat keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) terkait nama yang diusung dalam kontestasi Pilkada Gunungkidul nanti.

"SK DPP, sama seperti Nasdem dan Gerindra, masih diproses dan masih berjalan. Tapi, hingga saat ini, keputusan PKS tingkat kabupaten sudah bulat mencalonkan pasangan tersebut," urainya.

Pembekalan

Sementara itu, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Gunungkidul menyebutkan adanya kecondongan untuk mengusung petahana atau incumbent.

Hal ini disampaikan oleh Ketua PKB Gunungkidul, Sutiyo, saat dikonfirmasi pada Kamis.

"Koalisi PKB dan Golkar saat ini untuk GK 1 (bacabup) lebih condong ke petahana, Bupati Sunaryanta. Sedangkan, untuk GK 2 (bacawabup) ini yang masih dibahas," ujarnya.

Diketahui, sebanyak 10 nama yang mendaftar penjaringan calon kepala daerah dari PKB.

Tiga nama mendaftar sebagai bacabup, yakni Sunaryanta, Sutrisna Wibawa, dan Ketua DPC PDIP Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih.

Selain itu, ada tujuh nama yang mendaftar bacawabup, di antaranya Ketua DPC PKB Gunungkidul Sutiyo, Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto, Program Director Trans7 Sugiyartono, Supriyadi, Hudi Wahyu, pengusaha di Jakarta Joko, Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah DIY Muhammad Arif Darmawan, dan anak Bendahara Umum DPP PAN, Mahmud Ardi Widanto.

Ia menuturkan, hari ini PKB tengah melakukan pembekalan kepada bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah se-Indonesia yang digelar di Semarang, Jawa Tengah. Pembekalan itu untuk pengarahan secara teknis apabila nantinya bakal calon kepala daerah mendapatkan rekomendasi dari DPP.

"Semua bacabup-bacawabup yang mendaftar kami panggil. Tadi yang pertama kali dipanggil ada Bupati Sunaryanta dan Joko. Setelah ini baru nanti UKK ( uji Kelayakan dan Kepatutan), untuk hasil rekomendasi diperkirakan turun pada awal Agustus mendatang," ungkapnya.

Sementara itu, saat disinggung soal adanya koalisi tiga partai Gerindra, Nasdem, dan PKS pada Pilkada Gunungkidul, dirinya mengaku akan sulit untuk bergabung ke sana.

"Kalau untuk bergabung kita berat, karena mereka sudah menyebutkan nama yang bakal dicalonkan. Sedangkan kami (PKB dan Golkar) condong mencalonkan petahana," ujar dia.

Dirinya juga mengaku, saat ini pihaknya masih membuka pintu lebar untuk partai lain yang mau berkoalisi.

"Tentu masih terbuka (koalisi) bagi partai lain. Saat ini sudah lakukan lobi dengan Partai Demokrat," urainya.

Dinamis

Untuk diketahui, perolehan kursi legislatif di Gunungkidul dari Pileg 2024 kemarin didominasi oleh PDIP dan Nasdem, masing-masing memperoleh delapan kursi.

Kemudian, PKB dan Golkar masing-masing memperoleh enam kursi; PKS, PAN, Gerindra masing-masing lima kursi; serta Demokrat dua kursi. Artinya, peta perpolitikan masih sangat terbuka dan dinamis untuk terciptanya koalisi lagi di pilkada.

PDIP sejauh ini sudah mengantongi dua nama pendaftar bakal calon dari kalangan kadernya, yakni Ketua DPRD Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih serta KRT Joko Parwoto Notonagoro.

Endah mendaftar sebagai bacabup sedangkan Joko mendaftar menjadi bacawabup. Namun begitu, Sekretaris DPC PDIP Gunungkidul, Warto, mengatakan, karena sama-sama kader partai, kedua nama tersebut tidak bisa dipasangkan di pilkada.

"Ya, nanti tetap ada pembahasan tentang ini. Untuk selanjutnya, formulir pendaftaran ini akan kami teruskan ke DPD dan DPP PDIP," ujarnya, Selasa (4/6).

Sementara itu, saat ditanya soal pintu koalisi untuk kontestasi pilkada mendatang, dia mengatakan, saat ini sudah ada penjajakan dengan Partai Amanat Nasional (PAN). "Ya, yang sudah ada pembicaraan dengan PAN. Untuk partai lain masih lobi-lobi saja," urainya.

Sementara itu, PAN dipastikan bakal mengusung Mahmud Ardi Widanto sebagai bakal cawabup. Kepastian ini didapat setelah seluruh kader PAN tingkat akar rumput hingga Dewan Pimpinan Daerah (DPD) menyetujui putra dari bendahara umum DPP PAN, Totok Daryanto ini maju dalam kontestasi politik lima tahunan ini.

Ketua DPD PAN Arif Setyadi mengatakan, nama Ardi sebagai tokoh muda Muhammadiyah ini mengerucut setelah melalui berbagai dialektika yang sangat panjang.

"Seluruh kader mulai dari dewan partai pengurus harian DPD PAN, SIMPATIK DPC se-Kabupaten Gunungkidul, DPRT PAN, PUAN, dan BM PAN, semua sudah terkonsolidasi untuk mendukung Ardi," terangnya pada Minggu (19/5).

Langkah selanjutnya, pihaknya tinggal melangkah untuk mencari pasangan dan mitra koalisi serta pemenuhan persyaratan dari KPU.

"Komunikasi dengan parpol telah dilakukan baik dengan Gerindra, Golkar, PKB, Nasdem, maupun PDIP. Segala kemungkinan berpasangan dengan siapapun dikatakannya sangat mungkin terjadi," ujarnya.

Di sisi lain, Arif mengakui, pihaknya juga sudah membuka komunikasi intens dengan Bupati Gunungkidul saat ini, Sunaryanta.

"Komunikasi kami dengan petahana sudah cukup jauh. Bukan hanya pengurus DPD saja yang menjalin komunikasi, bahkan Mahmud Ardi secara personal juga sudah cukup serius menjalin pembicaraan dengan Sunaryanta," tutur dia. 

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved