Berita Kota Yogya Hari Ini

Operasional TPS 3R Kranon Kota Yogyakarta Dikeluhkan Penduduk, Ini Hasil Penelusuran di Lapangan

Operasional Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) Kranon, Kota Yogyakarta mendapat keluhan dari masyarakat.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Azka Ramadhan
Suasana proses pengolahan sampah di TPS 3R Kranon, Kota Yogyakarta, Selasa (4/6/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Operasional Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) Kranon, Kota Yogyakarta mendapat keluhan dari masyarakat.

Keluhan tersebut dilontarkan warganet melalui akun instagram @merapi_uncover, dalam bentuk video yang disertai caption, Senin (3/6/2024) malam.

"ljin cerita min, Pengolahan sampah tps 3r lokasi di kranon, nitikan, umbulharjo (lokasi padat penduduk). Efeknya bau sampai di warga sekitar. Bahkan disini ada ibu2 yg punya sakit jantung sampai sesak nafasnya," tulisnya dalam keterangan video itu.

Baca juga: Bagaimana Tumpukan Sampah di Yogyakarta Bisa Sebabkan Perubahan Iklim?

"Anehnya sampai tempat ini beroprasi sampai saat ini tidak ada pejabat pemerintah yang survey ke warga sekitar. Sehingga warga yg kena dampak bau sampah binggung mau bagaimana.Disini saya punya balita 11 bulan, biasanya bukaan pintu, mainan di luar. Sekarang tiap hari tutupan pintu trs," urainya.

Pada Selasa (4/6/2024) siang, Tribun Jogja pun mencoba menyambangi langsung lokasi pengolahan sampah yang tidak jauh dari Terminal Giwangan tersebut.

Berdasar pantauan di lapangan, TPS 3R Kranon terlihat mulai melangsungkan aktivitas pengolahan limbah, meski infrastrukturnya belum selesai penuh.

Sampah yang masuk ke TPS 3R, baik jenis organik maupun anorganik lebih dahulu dipilah lewat sebuah mesin yang dioperasionalkan beberapa tenaga kerja.

Sampah anorganik yang terpilah kemudian diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) dan dipasrahkan kepada pihak ketiga, yang dimanfaatkan untuk bahan bakar alternatif di pabrik semen.

Menariknya, meski pengolahan sampah yang bergulir cenderung masif, aroma yang muncul tak terlampau menyengat dan cenderung bisa ditoleransi.

Namun, harus diakui, aroma tidak sedap khas sampah organik muncul ketika terbawa angin dan diperkirakan jadi ihwal keluhan masyarakat di media sosial.

Masih di sekitar TPS 3R Kranon, Tribun Jogja pun berkesempatan menjumpai Ketua RT 45 Kranon, Kelurahan, Sorosutan, Sugiyono.

Ia mengakui, aroma tidak sedap beberapa kali muncul dari lokasi pengolahan tersebut, ketika armada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terlambat mengangkut sisa sampah organik yang tak terkelola.

"Misalnya, ketika sampah organik harusnya diambil sore, tapi baru diangkut paginya, itu menimbulkan bau. Tapi, itu baru dua kali terjadi sejak beroperasi setelah lebaran kemarin," tandasnya.

Menurutnya, TPS 3R Kranon saat ini sudah mulai mengolah sampah antara 22-25 ton per hari, dari target yang dicanangkan Pemkot sekitar 40 ton.

Oleh sebab itu, ia pun mendorong konsistensi DLH Kota Yogyakarta, supaya menyepakati perjanjian awal dengan warga masyarakat setempat.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved